Bunga Rawa di Danau Ciharus, Bunga Seindah Edelweis yang Hampir Terlupakan

Bunga Rawa di Danau Ciharus mungkin tak seterkenal bunga edelweis yang selama ini jadi primadona para pendaki gunung. Kini bunga ini hampir punah.

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Di Gunung Kamojang, Garut, Jawa Barat, tak jauh dari perusahaan BUMN Indonesia Power, ada danau yang cukup dikenal oleh warga lokal dan kerap dijadikan tempat berkemah. Danau tersebut bernama Danau Ciharus. Selain berbagai kisah seperti mitos ikan besar bernama Layung Sari, atau cerita mengenai Kartosuwiryo pimpinan kelompok DI/TII yang mengiringi danau ini, ada satu lagi yang lebih menarik, yaitu tentang Bunga Rawa di Danau Ciharus.

Bunga rawa di Danau Ciharus habitatnya mulai rusak, ayo jaga bersama! (Foto/Adis).

Baca juga: 15 fakta bunga edelweis yang harus diketahui semua orang

Bunga Rawa di Danau Ciharus disebut memiliki keunikan yang sama dengan bunga edelweis. Warga lokal yang tinggal di sekitar danau menamainya bunga abadi karena bunga rawa ini tak pernah layu.

Bunga Rawa (syngonathus flavidulus) adalah flora endemik Danau Ciharus. Bunganya kecil putih, dengan 1 bunga di 1 batang. Tumbuh sekitar 30 cm.

Meski sama-sama bersifat ‘abadi’, bunga edelweis bisa ditemukan di hampir semua gunung tropis Indonesia dan berada di kawasan Taman Nasional yang terjaga aman. Tak seberuntung itu, bunga rawa di Danau Ciharus ini kurang ‘terjaga’. Meskipun merupakan bagian dari kawasan Cagar Alam, di sini pengunjung dapat dengan mudah mengambil bunga rawa karena tidak adanya pengawasan ketat.

Mengenal gerakan #SaveCiharus

Secara geografis, Danau Ciharus memang mendukung untuk kegiatan berkemah. Di sisi barat danau, terdapat mata air yang dinamai Lawang Angin oleh warga sekitar. Lawang angin ini merupakan pintu danau yang mengalirkan air danau menjadi sungai.

Danau Ciharus cocok untuk kegiatan berkemah. (Foto/wisatapriangan).

Baca juga: Rekomendasi camping ground di Jawa Barat

Di Danau Ciharus juga terdapat satu warung yang dikelola oleh seorang kuncen danau, tempat siapapun bertanya tentang danau dan tempat meminta pertolongan. Pengelola tersebut akrab disapa ‘Abah’.

Abah biasanya bercerita banyak tentang mitos-mitos dan cerita-cerita lucu tentang orang-orang yang berkemah di Danau Ciharus. Abah menjual kopi, mie instan, dan gorengan, juga menyediakan kayu gratis bagi siapa saja yang kesulitan mencari kayu bakar.

Kini, di kawasan ini sedang digalakkan gerakan #SaveCiharus. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan masyarakat mengenai kawasan konservasi ini.

Banyaknya kegiatan motor trail yang setiap tahunnya secara signifikan sangat berpengaruh terhadap habitat fauna darat di hutan dan sekitar danau Ciharus. Kegiatan yang sudah berlangsung lebih dari 10 tahun tersebut telah menyisakan demarkasi lahan yang cukup signifikan, terutama jalur yang tergerus dengan kedalaman 1 sampai 2 meter lebih. Ada juga peningkatan sedimen di kawasan danau, hingga kerusakan lainnya yang diakibatkan kegiatan manusia.

Status hutan Ciharus adalah Kawasan Swaka Alam yang secara spesifik menjadi kawasan Cagar Alam. Menurut undang-undang no.5 tahun 1990, kawasan Cagar Alam adalah kawasan konservasi tertinggi di antara status kawasan konservasi lainnya.

Adapun yang membuat Kamojang (tempat hutan dan Danau Ciharus berada) ditetapkan sebagai kawasan cagar alam adalah karena adanya kekhasan habitat (lanskap), kekhasan fauna seperti elang jawa, pantera pardus (macan tutul), hingga kancil (mencek), dan kekhasan flora yaitu bunga rawa dan tumbuhan khas lain di Hutan Ciharus.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU