Gelaran Festivaland Semarang 2018 yang berlangsung pada 14-16 September di Hutan Wisata Tinjomoyo, Semarang sukses menarik perhatian anak muda. Tidak hanya dari Semarang, para pengunjung Festivaland 2018 pun berasal dari luar kota seperti Wonosobo, Solo, Pekalongan, Jogja, dan lainnya.
Di balik kesuksesan tersebut, kami pun mencoba mengulik informasi dari Project Officer Festivaland, Rama terkait dengan konsep Festivaland dan mengapa bisa berjalan sukses pada Minggu, 16 September lalu.
Festivaland bukan sekadar konser musik biasa. Diselenggarakan pada 14-16 September, Festivaland telah hadirkan berbagai musisi Indonesia baik nasional maupun lokal. Beberapa performer yang sukses menarik perhatian pengunjung adalah Fiersa Besari, Danilla, Diskopantera, dan Barasuara.
Semua pengunjung yang datang kala itu larut dalam keseruan. Namun, setelah kami telisik lebih dalam dengan mewawancarai Project Officer Festivaland, Rama, Festivaland ini dihadirkan untuk menciptakan wadah kepada produk lokal di Indonesia dengan segmen anak muda.
Bukan hanya memamerkan karya-karya saja, tapi di Festivaland pun ada komunitas di mana para anak muda yang datang ke event ini bisa saling sharing dan belajar sesuai minatnya. Salah satu yang kami lihat malam itu, komunitas fotografi yang sedang melakukan sesi sharing bagaimana memotret event.
Diketahui, banyak produk lokal Indonesia seperti clothing, crafting, dan sepatu memiliki kualitas bagus. Tak kalah dari produk luar negeri. Project Officer Festivaland, Rama menjelaskan bila Festivaland pun mengajak pengrajin kulit asli Semarang di mana produknya telah dipasarkan hingga ke luar negeri.
Dengan menggandeng para pelaku bisnis lokal di Festivaland ini, produk-produk mereka akan semakin dikenal masyarakat luas. Yang tadinya para brand lokal tersebut hanya dikenali oleh kalangan terbatas, dengan tampil sebagai tenant di Festivaland bisa makin dikenal luas.
Ketika kami bertanya mengapa Hutan Wisata Tinjomoyo dijadikan lokasi, Rama menjawab bila Hutan Wisata Tinjomoyo memiliki potensi yang besar di Semarang. Selain itu, letaknya pun strategis. Jauh dari kota, di tengah hutan wisata.
Pengunjung yang datang pun bisa menikmati suasana yang berbeda tidak seperti di mall atau tempat lain yang kerap dijadikan lokasi workshop.
Diakui oleh Rama, mereka memang ingin mendukung pemerintah kota Semarang khususnya pariwisata. Jadi harapannya, setelah ada festivaland ini akan makin banyak lagi festival keren lainnya.
“kami ingin mensupport pemerintah kota Semarang khususnya pariwisata. Jadi harapannya setelah adanya Festivaland di sini akan makin banyak lagi festival lainya” jelas Rama.
Menyoal lokasi memang sudah sangat strategis dan berbeda dari konser atau pun pameran produk lokal lainnya. Namun, sempitnya kantong parkir menjadi sedikit kendala. Sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut, pihak penyelenggara telah menyediakan shuttle bus yang siap mengantar jemput para pengunjung yang datang dari lokasi parkir yang jauh dari venue.
“Venue-nya juga cukup unik ya. Jadi banyak PR untuk pengelola tempat tinjomoyo khususnya parkir. Fasilitasnya terbatas maka kami support pengunjung dengan sediakan shuttle untuk pengunjung yang parkir jauh dari venue.” kata Rama
Festivaland Semarang ini adalah yang pertama. Dua minggu lagi, Festivaland akan digelar di Purwokerto. Tepatnya pada 12-14 Oktober. Sedangkan tanggal penyelenggaraan Festival Banjarmasin akan disampaikan nanti. Semua akan diselenggarakan dengan konsep yang sama seperti di Semarang.