Batik Air dinobatkan sebagai maskapai penerbangan Indonesia paling tepat waktu di Asia Tenggara pada Februari dan Maret 2018.
Pada Februari, nilai ketepatan waktu terbang atau on time performance (OTP) mencapai 85,7% dengan jumlah penerbangan tepat waktu sebanyak 10.671 penerbangan. Sedangkan di Maret 2018, nilai ketepatan waktu meningkat mencapai 90,3 persen dengan total 11.774 penerbangan.
Batik Air terpilih sebagai maskapai paling tepat waktu. Foto dari tangerangonline.id
Melansir dari Tribunnews pada Selasa (24/4), survei tersebut dilakukan berdasarkan laporan OAG Flightview pada Maret 2018. Lembaga riset yang berbasis di Inggris tersebut telah memiliki data perjalanan terbesar di dunia termasuk nilai ketepatan waktu terbang atau on time performance (OTP) mencapai 92,62%. Sedangkan jumlah penerbangan tepat waktu sebanyak 29.832 penerbangan.
Sekarang ini, OAG dilaporkan telah menjalankan lebih dari 80 persen jadwal penerbangan seluruh dunia. Termasuk data jadwal penerbangan lebih dari 900 maskapai dan 4.000 bandar udara dunia.
Dengan terpilihnya Batik Air sebagai maskapai paling tepat waktu di Asia Tenggara, CEO Batik Air, Captain Achmad Luthfie menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak atas kerjasamanya. Mulai dari bandara, pemerintahan, pengatur lalu lintas udara, awak pesawat hingga karyawannya.
“Menjaga OTP sangat krusial, dikarenakan memerlukan sistem yang terstruktur dan terus menerus antara maintenance dan operasi serta keputusan yang cepat (quick action) dalam menentukan rotasi baru apabila ada hambatan yang terjadi di lapangan (irregularities),” jelas Achmad Luthfie seperti dikutip dari Tribunnews.com
Prestasi yang ditorehkan Batik Air ini tentu merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Namun di sisi lain, Batik Air tak boleh jumawa. Batik Air masih punya PR besar untuk terus mempertahankan peringkat ini. Achmad mengaku, pihaknya telah melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan peringkat.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara mengoptimalkan pengoperasian ruang keberangkatan yang ada di masing-masing bandara sehingga tak terjadi penumpukan penumpang.
