Bahaya Makan Seafood dari Laut Tercemar di Teluk Jakarta, Hati-hati!

Peneliti Etty Riani menyebut bahaya makan seafood dari perairan yang tercemar merkuri dapat meningkatkan risiko lumpuh, cacat fisik, dan kanker.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Penting kiranya untuk mengetahui darimana sumber bahan pangan yang dikonsumsi sebelum menyantapnya. Terlebih bahan pangan yang berasal dari laut (seafood). Harus dipastikan bahwa seafood diambil dari laut yang memiliki perairan bersih dan bebas dari polusi. Polusi pada air laut akan turut membawa kandungan zat-zat polutan ke dalam daging ikan, sehingga dapat menimbulkan efek keracunan serius jika dikonsumsi.

Bagi yang tinggal di Jakarta, rasanya sudah menjadi rahasia umum jika Teluk Jakarta menjadi salah satu tempat paling tercemar oleh logam berat dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) lainnya. Hasil penelitian dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada 2011 menunjukkan terdapat sedikitnya 21 perusahaan besar yang membuang limbahnya ke wilayah perairan Teluk Jakarta.

Tidak cukup sampai disitu, sebagian dari 6.500 ton sampah yang dihasilkan di Jakarta setiap harinya juga masuk ke muara Teluk Jakarta melalui 13 aliran sungai. Pencemaran plastik dan logam berat, khususnya merkuri di Teluk Jakarta sudah sampai ke titik yang sangat mengkhawatirkan.

(trubus.id)

Sumber Penghidupan Nelayan di Pesisir Utara

Teluk Jakarta merupakan pintu masuk yang strategis di sisi uatara Jakarta. Perannya cukup besar sebagai penggerak nadi perekonomian nelayan dan para petambak. Tidak banyak yang cukup sadar untuk memahami bahwa kondisi Teluk Jakarta yang tercemar membuat hasil tangkapan laut juga turut menjadi berbahaya jika dikonsumsi. Risiko keracunan hingga kanker akan terus menghantui konsumen.

Badan Atom Nasional (BATAN) pertama kali menyadari hal ini pada tahun 1979 setelah menemukan bahwa kandungan logam berat di perairan Teluk Jakarta sudah terlampau tinggi. Bahkan di beberapa lokasi seperti Muara Angke, kadar logamnya cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu. Karena parahnya pencemaran, Teluk Jakarta mendapat predikat sebagai teluk yang paling tercemar di Asia.

Meskipun demikian, hingga detik ini masih banyak hasil laut dari Teluk Jakarta yang dijual dan dikonsumsi oleh penduduk. Mulai dari udang, kerang-kerangan, dan beberapa jenis ikan lainnya. Kerang hijau dari Teluk Jakarta bahkan menjadi kuliner cukup favorit karena harganya yang murah dan terjangkau untuk dikonsumsi beramai-ramai bersama teman.

(bbc.com)

Akibat Mengonsumsi Seafood dari Perairan Tercemar

Apa akibatnya jika mengonsumsi seafood dari Teluk Jakarta yang tercemar parah? Pastinya bukan manfaat kesehatan, sebaliknya atau mungkin lebih parah. Peneliti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dari Intitur Pertanian Bogor, Etty Riani menyebut konsumsi seafood dari perairan yang tercemar merkuri dapat meningkatkan risiko lumpuh, cacat fisik, dan kanker.

Belajar dari pengalaman, sebagian besar masyarakat di Kota Minamata, Kumamoto, Jepang pada tahun 1950-an mengalami masalah kesehatan serupa setalah makan ikan yang tercemar logam berat tersebut.

Penelitian Etty mendapati bahwa kerang hijau yang dipanen dari Teluk Jakarta mengandung konsentrasi merkuri mencapai 40 mg/kg lebih, padahal baku mutu konsumsinya hanya 1 mg/kg saja. Tidak hanya merkuri, peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Zainal Arifin juga menemukan kandungan arsenik tiga kali lipat lebih tinggi dari batas konsumsi di kerang hijau Teluk Jakarta.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU