Aturan berkunjung ke Bali bagi turis kini makin diperketat. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa kasus turis berbikini di area pura bahkan memanjat dinding pura demi bisa berfoto. Sudah terlalu banyak kasus pelanggaran adat kesopanan dan adat ketimuran sehingga pembaruan peraturan perlu dilakukan demi menghormati masyarakat Hindu di Bali.
Pada Selasa (25/9) lalu telah dilakukan rapat koordinasi terbatas mengenai hal ini. Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Sukawati alias Cok Ace mengatakan bahwa aturan berkunjung ke tempat-tempat sakral di Bali wajin ditegakkan.
Cok Ace meminta seluruh jajaranna untuk mengevaluasi kembali aturan yang diterapkan. Berikut ini adalah salah satu aturan yang Cok Ace soroti.
1. Turis wajib ditemani pemandu wisata saat datang ke tempat sakral seperti pura dan pertunjukkan seni tradisional untuk menghindari adanya turis yang melanggar adat kesopanan selama berkunjung.
2. Berpakaian sopan dan tertutup selama berkunjung ke tempat ibadah atau pura.
Untuk mengantisipasi biasanya loket menyediakan kain atau sarung untuk disewa selama berkunjung. Jika terlanjur menggunakan pakaian terbuka, turis biasanya diminta menggunakan sarung tersebut.
Aturan ini akan diterapkan oleh pengelola Pura Uluwatu, lokasi populer bagi turis untuk menyaksikan Tari Kecak.
Foto/beritabalisatu.com
Diketahui, perubahan aturan berkunjung ke Bali ini dilakukan karena salah satu foto unggahan turis asal Denmark yang memanjat pilar Pura Linggah Padmasana untuk berfoto. Kasus ini sempat memicu kritis dunia terutama netizen Indonesia yang merasa melanggar norma kesopanan Hindu.
Bagi pemeluk agama Hindu, pilar-pilar tinggi dalam pura ialah tempat para dewa-dewa bersemanyam.
Cok Ace menegaskan bahwa jika ada turis yang melanggar norma ini akan dikenakan sanksi sehingga menimbulkan efek jera pada pelakunya.