Asal usul nama tempe mendoan memang jarang diulik. Meskipun sudah jadi panganan yang biasa dikonsumsi ketika senggang oleh orang Indonesia, namun banyak orang terlena dan lupa mencari tahu asal usul kuliner khas Purwokerto Jawa Tengah ini.
Kebanyakan dinikmati dengan kecap dan cabai rawit, kuliner ini ternyata dinamai mendoan karena cara memasaknya, yakni dimasak hanya setengah matang, atau dalam bahasa daerah Purwokerto disebut Mendo, hingga tercetuslah nama Tempe Mendoan atau tempe yang digoreng setengah matang.
Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Banyumas, Suwondo Geni menjelaskan asal usul tempe mendoan yang sering dilewatkan orang.
“Jadi gini, tempe mendoan itu adalah tempe goreng. Tempe yang digunakan adalah tempe khas Banyumas, bentuknya tipis, kemudian diberi tepung dan bumbu, kemudian digoreng setengah matang atau mendo, lalu dihidangkan,” ujar Suwondo dilansir dari KompasTravel.
Uniknya, tempe yang digunakan untuk membuat mendoan khas Purwokerto sendiri berasal dari daerah lain, yakni Banyumas yang tipis mirip kartu ATM.
Tempenya sendiri dibungkus dengan daun pisang dan khusus dibuat untuk sekali goreng. Sehingga tidak dipotong-potong seperti tempe kebanyakan.
Sebelum digoreng, tempe biasanya dibalur dengan adonan tepung yang telah dibumbui dan diirisi dengan daun bawang segar.
Cara menggorengnya cukup berbeda dari tempe biasa, yakni digoreng dengan minyak panas dan hanya dimasak sekitar 3 hingga 4 menit saja agar tidak sampai kering, atau hanya sampai mendo alias setengah matang.
“Setelah selesai goreng di wajan yang telah berisi minyak panas. Goreng sekitar 3 hingga 4 menit saja, tidak sampai (tempe) kering,” jelas Suwondo.
Tempe mendoan ini bisa langsung dikonsumsi selagi hangat. Jangan lupa mencocolkannya ke sambal kecap.