Saat dalam penerbangan, sadarkah Anda bahwa kru kabin pesawat kebanyakan perempuan dibandingkan dengan laki-lakinya? Dalam penerbangan Boeing 737 misalnya, ada sekitar enam kru kabin yang bertugas yang seringkali didominasi perempuan.
Bahkan dalam pesawat jarak jauh yang dengan 14 kru kabin yang bertugas tidak tentu ada yang berjenis kelamin laki-laki. Meskipun ada, sifatnya minoritas.
Dilansir dari KompasTravel, Direktur SDM dan Umum Garuda Indonesia, Linggarsari Suharso mengatakan perempuan dipilih karena memiliki keunggulan keramahan pelayanan meskipun laki-laki sebenarnya juga memilikinya.
“Melayani itu kan human nature-nya (alamiahnya) wanita, melayani dengan penuh perasaan, sabar, ramah. Pria bukan tidak ada, ada, tapi itu alami kalau ada di perempuan,” jelas Linggarsari.
Meskipun begitu, Senior Manager Flight Attendant Garuda Indonesia, Yonas mengatakan sebenarnya dalam penugasan pihaknya mengatakan tugas kru perempuan dan laki-laki sama saja. Keduanya memiliki tolak ukur kompetensi yang sama.
“Semua sama sebenernya kesempatannya, supervisor (penerbangan) juga ada pria ada wanita dan tidak menutup kemungkinan dalam penugasan,” tambah Yonas
Terlepas dari hal di atas, ternyata ada fakta dari sebuah survei di mana penumpang lebih nyaman dilayani kru perempuan dibanding lak-laki.
“Dasarnya sama balik lagi ke service by heart, dari hati, dan minimal harus ada passion hospitality-nya,” ujar Linggasari.
Diketahui, dalam satu hari kru kabin sendiri diharuskan terbang 18 jam atau minimal empat kali landing dengan libur delapan hari dalam satu bulan. Pekerjaan kru tidaklah mudah.
Soal penghasilan, Linggasari membocorkan, kru kabin pemula dibayar Rp15 juta (penghasilan kotor) per bulannya, sedang senior dengan minimum jam terbang tertentu berkisar Rp20 juta per bulan.