Bukan rahasia lagi jika keindahan Pulau Bali sangat terkenal di dunia internasional, bahkan lebih terkenal daripada Indonesia sendiri. Banyak wisatawan asing yang mengaku lebih mengenal Pulau Bali dibandingkan Indonesia. Lantas mengapa bisa demikian? Berikut ulasannya.
Jauh sebelum negara Indonesia berdiri, Bali sudah sangat dikenal karena promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada rentang tahun 1920-1930-an yang menjadi era keemasan dunia pariwisata (Golden Age of Travel). Bali dan masyarakatnya awalnya dikenal sebagai daerah yang tidak beradab. Pendapat ini tertuang dalam buku berjudul “Bali: A Paradise Created” (2013).
Pada abad ke-19, Pulau Bali gagal mempesona. Bangsa Belanda saat itu menganggap Bali adalah ancaman. Namun setelah ditaklukan pada 1908, Bangsa Belanda mulai menyadari keindahannya dan menghargai setiap kebudayaannya. Pulau Bali kemudian dipromosikan kepada dunia internasional dengan julukan Pulau Surga.
Setelah Perang Dunia I berakhir, banyak penulis, seniman, dan turis dari Eropa datang ke Bali untuk mencari sebuah kedamaian. Beberapa diantaranya adalah Miguel Covarrubias (pelukis asal Meksiko), Vicki Baum (penulis asal Austria), Walter Spies (pelukis asal Jerman), Rudolf Bonnet (pelukis asal Belanda), dan Rabindanath Tagore (penyair asal India). Melalui mereka Bali semakin dikenal dan masuk dalam imajinasi masyarakat dunia.
Popularitas Bali sebagai destinasi wisata sudah sangat tinggi, bahkan sebelum negara Indonesia berdiri. Sehingga sangat wajar jika Bali lebih dikenal daripada Indonesia. Setelah Indonesia Meredeka, Presiden Ir. Soekarno membangun sebuah istana kepresidenan di Pulau Bali yang dikenal dengan Istana Tampaksiring. Pada masa Orde Baru, pemerintah menjadikan Bali sebagai tonggak pariwisata Indonesia.
