Ke Bengkulu tanpa mencicipi kuliner khasnya rasanya pasti tidak lengkap. Terlebih lagi jika melupakan kuliner bernama Pendap.
Kuliner ini dikenal luas oleh para pencinta kuliner, karena memiliki tampilan dan rasanya yang menggoda.
“Ikan pais kelaponyo mudo dibungkus daun talas rapih-rapih diikek tali meisyang. Ikan pais enak rasonyo, makan kek nasi putih pane pane, ulam kek jering mudo..”
Di atas adalah satu bait lagu tradisional Bengkulu yang berjudul Ikan Pais. Lagu itu merupakan lagu yang menceritakan tentang cara memasak Pendap Bengkulu dan bagaimana orang Bengkulu zaman dulu menikmatinya.
Pendap memang sangat spesial di hati masyarakat Bengkulu.
Pendap Bengkulu terbuat dari bumbu-bumbu yang beraneka ragam seperti bawang putih, bawang merah, lengkuas, cabai giling, beserta bumbu dapur lainnya.
Kemudian bahan-bahan ini dicampur merata dengan parutan kelapa muda. Bumbu yang bercampur dengan kelapa muda ini selanjutnya dibungkus talas, yang kemudian dimasukkan sepotong ikan.
Ikan yang biasa digunakan adalah ikan kakap atau ikan laut lainnya yang sudah dimati dagingkan terlebih dahulu. Hal inilah membuat makanan ini unik dan lezat.
Setelah membungkus hidangan dengan daun talas, hidangan ini lalu dibungkus dengan daun pisang untuk menjaga cita rasanya. Baru setelah itu ditali dengan tali rafia.
Masyarakat biasanya memasak pendap dengan cara direbus, tapi ada juga yang dikukus. Yang jelas proses memasaknya harus 8 jam, minimal 4 jam. Hal inilah yang membuat bumbu meresap ke dalam ikan bahkan daun keladi dan talas yang membungkus ikan ini.
Biasanya proses memasak ini dilakukan di atas tungku besar dan masih menggunakan kayu bakar agar rasanya tetap sama seperti peninggalan leluhur.
Sebenarnya pendap banyak dijajakan di berbagai kedai di Bengkulu, salah satunya adalah Pendap ‘Pen’ Bengkulu atau warung Bu Fatimah di Jalan Irian No.153, Suka Merindu, Sungai Serut, Kota Bengkulu, Bengkulu 38115, Indonesia.
Di kedai ini, pendap Bengkulu dihargai mulai dari Rp10 ribu hingga Rp15 ribu.
Rasanya gurih dan biasanya disajikan dengan nasi yang sedang panas-panasnya seperti dalam lagu tradisional Bengkulu berjudul ‘Ikan Pais’.
Selain menjadi hidangan wajib di Bengkulu, wisatawan juga bisa membawa pulang hidangan ini untuk oleh-oleh karena kuliner satu ini bisa tahan beberapa hari.