Pariwisata Indonesia memang tak akan pernah lepas dari dunia penerbangan. Apalagi melihat Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau yang masih sulit dijangkau oleh wisatawan nusantara dan mancanegara. Untungnya, pemerintah tak serta merta tinggal diam melihat keadaan ini. Kementerian Perhubungan pun menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 tahun 2016 tentang Angkutan Udara Perintis. Beberapa destinasi pun kini telah didukung dengan penerbangan perintis untuk kemajuan pariwisata Indonesia.
“Perintis berasal dari kata dasar rintis yang artinya pelopor, usaha pertama atau permulaan, pembuka jalan. Penerbangan perintis adalah penerbangan pelopor dan pertama.”
Namanya juga pelopor dan pertama tentu saja penerbangan ini memiliki manfaat yang tidak bisa dianggap main-main. Peraturan Menteri Nomor PM 9 tahun 2016 sendiri mengungkapkan bawa inti dari angkutan perintis ini memiliki 3 manfaat pasti, yaitu:
Kemunculan penerbangan perintis terbukti memang sangat berimbas baik pada tempat-tempat terpencil di Indonesia. Salah satu contohnya adalah Karimunjawa yang kini bisa diakses menggunakan jalur udara.
Bukan hanya warga lokal yang bisa memanfaatkan ketersediannya moda transportasi baru ini tapi wisatawan pun makin dimudahkan untuk menjelajahi Karimunjawa langsung dari Bandara Internasional Ahmad Yani.
Hal ini berlaku pada bandara-bandara lain di Indonesia dan tempat-tempat terpencil di Indonesia. Termasuk 10 destinasi unggulan Indonesia, Borobudur, Wakatobi, Morotai, Labuan Bajo, Mandalika, Gunung Bromo, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang, dan Danau Toba.
Untuk memajukan potensi wisata Indonesia butuh akses dari bandara satu ke bandara yang lain di nusantara, tapi jika bisa menghubungkan bandara dalam negeri dengan bandara luar negeri tentu akan lebih menguntungkan pariwisata Indonesia. Itulah hal yang kini menjadi fokus kementerian pariwisata Indonesia dalam memajukan pariwisata Indonesia.
Salah satu bandara yang kini menjadi fokus kementerian pariwisata adalah Bandara Silangit, Bandara Belitung dan Bandara Banyuwangi.
Yudi, Staff Khusus Menteri Pariwisata bidang Aksebilitas Udara sendiri mengatakan langsung kepada tim phinemo bahwa Bandara Tanjung Belitung akan mulai menerbangkan pesawat ke Singapura tanggal 15 Desember 2017 mendatang bekerjasama dengan Sriwijaya Air. Lalu, menyusul Bandara Silangit dan Banyuwangi yang akan terus digarap.
“Intinya tahun 2017 ini kami sedang fokus merintis penerbangan ke mancanegara dari bandara-bandara di daerah. Dengan begitu, pariwisata Indonesia akan mudah dijangkau oleh wisatawan mancanegara,”ujar Yudi.
Merintis hal baru memang tidak selalu mudah dan manis, untuk bisa mengembangkan penerbangan perintis ini Kementerian Pariwisata pun tak melakukannya sendirian tapi juga bekerjasama dengan beberapa maskapai, hotel, travel agent, dan pemerintah daerah setempat agar wisatawan dapat mendapatkan fasilitas nyaman dan dengan harga yang miring selama menjelajahi destinasi yang dipilih. Tapi hanya pada masa Inkubasi saja yaitu pada 10-20 penerbangan pertama. Setelahnya, wisatawan akan mendapatkan harga normal.
Sehingga tak heran saat berada di lapangan wisatawan mendapatkan harga yang lebih mahal daripada harga promo.
“Biasanya kami ada masa inkubasi di mana 10 penerbangan atau 20 penerbangan pertama kerjasama dengan penerbangan, hotel, dan travel agent sehingga wisatawan dapat mendapatkan harga yang murah. Kami sebagai kementerian membantu dalam hal promosi agar makin banyak wisatawan yang datang ke Indonesia lewat promo ini,” tambah Yudi.