Borobudur International Festival (BIF) 2017 yang diselenggarakan pada 28-30 Juli di Taman Lumbini Borobudur, berjalan sukses. Ratusan wisatawan dari mancanegara dan lokal turut meramaikan pagelaran akbar yang mengangkat tema kesenian Indonesia ini.
Pagelaran seni yang diadakan empat tahun sekali ini bukan cuma dimeriahkan oleh para seniman Indonesia, namun juga para seniman dari luar negeri seperti India, Mongolia, dan Jepang.
Total 58 seniman dari berbagai pelosok Indonesia tampil mengagumkan. Mereka berhasil menghipnotis pengunjung.
“Banyak bule yang datang melihat pertunjukan seni di Borobudur International Festival 2017, semoga dengan adanya event ini, para bule bisa tahu kesenian Indonesia lebih dalam. Syukur-syukur mereka bisa kembali untuk nonton event ini lagi,” ujar Mike, Ketua Borobudur International Festival.
Nggak bisa dipungkiri Borobudur International Festival ini memang jadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang ke Borobudur. Selain bisa mempercantik Borobudur sebagai tempat wisata hits Indonesia, festival ini juga bisa jadi salah satu alasan mengapa orang harus ke Borobudur, sehingga menaikkan jumlah wisatawan yang datang.
“Dengan adanya Borobudur International Festival seperti ini, Borobudur akan makin cantik. Karena wisatawan tidak hanya menikmati Borobudur, namun mereka juga bisa merasakan beragam kesenian daerah Indonesia,” ujar Trenggono, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Parekraf, Disporapar Provinsi Jawa Tengah.
Selain food festival, Borobudur International Festival 2017 ini juga dilengkapi dengan stand-stand unik dan menarik yang menampilkan jati diri Indonesia, khususnya budaya Jawa. Salah satunya menampilkan batik sebagai kerajinan daerah, pameran produk UKM, hingga pameran permainan anak. Lucunya, para bule antusias dengan semua stand-stand yang ada di Borobudur International Festival 2017. Bahkan, beberapa dari bule mencoba permainan anak daerah khas Jawa yaitu egrang.
“Event ini diperuntukan kepada semua kalangan, baik bule, wisatawan lokal, bahkan warga lokal sekalipun,” tambah Mike, Ketua Borobudur International Festival 2017.
Selain pameran produk daerah, food festival, dan penampilan para seniman dari berbagai daerah dan negara di luar negeri, dalam serangkaian acara ini juga diselipkan sebuah deklarasi besar bertajuk ‘Deklarasi GenPI Jateng di 6 Karesidenan’. ‘GenPI’ merupakan singkatan dari ‘Generasi Pesona Indonesia’. Mereka adalah sekumpulan anak muda melek teknologi yang bakal membantu pariwisata Indonesia menjadi dikenal dan terkenal di kancah dunia.
“Semoga kami bisa mempromosikan pariwisata Indonesia khususnya Jawa Tengah menjadi makin dikenal,” ujar Shafiq, Ketua GenPI.
Pada acara pembukaan Borobudur International Festival, Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, menjelaskan bahwa acara yang mengangkat tema kesenian daerah ini akan digelar setiap tahun.
“Sesuai dengan kepala dinas dan pimpinan yang lain, akan segera digelar setiap tahun. Latar belakangnya karena Borobudur adalah mahakarya dunia yang diakui UNESCO. Kedua, menjadi magnet utama di kawasan Jogja, Solo, Semarang, dalam mendatangkan wisatawan karena kalau hanya Candi Borobudur saja wisatawan pasti bosan, sehingga event seperti ini akan menjadi daya tarik tersendiri,” tambah Trenggono, Kepala Bidang Pengembangan SDM.
Mike selaku Ketua Borobudur International Festival berjanji akan menyelenggarakan event internasional ini setahun sekali. Bukan hanya itu, Mike pun bertekad akan menggerakkan dan memajukan pariwisata di setiap daerah Jawa Tengah.
Wah, semoga tahun depan kita bisa menyaksikan Borobudur International Festival, ya. Biar bukan hanya bule dan orang tua aja yang nonton kemeriahan BIF, tapi anak muda juga harus nonton.