Mari kita berbicara tentang bahasa. Setuju nggak sih, kalau bahasa adalah poin penting saat traveling?
Misalnya nih, lagi traveling ke daerah pelosok Indonesia, meski Bahasa Indonesia sudah jadi bahasa nasional, tapi masih banyak penduduk lokal yang belum lancar berbahasa Indonesia. Contohnya ibu saya, beliau terkadang masih susah ngomong bahasa Indonesia dengan lancar karena terbiasa dengan bahasa daerah.
Apalagi, saat jalan-jalan ke luar negeri. Sejago-jagonya kita ngomong Bahasa Inggris, kalau lagi jalan-jalan ke negara yang kemampuan bahasa inggrisnya kurang pun bakal sulit komunikasi.
Bahasa, menjadi kendala yang saya alami saat traveling. Begini contohnya,
Nggak adanya koneksi internet, mengharuskan saya meninggalkan GPS dan tanya arah kepada warga lokal. Disitulah keahlian berkomunikasi saya diuji.
Lalu saya tanya beberapa orang lainnya berharap bisa dapat pencerahan. Sama saja, mereka nggak paham dengan apa yang saya maksud.
Akhirnya, saya mengeluarkan peta sambil menjelaskan kalau saya ingin ke terminal bus. Barulah mereka paham.
Awalnya sih paham karena si bapak bercerita tentang sejarah penangkaran penyu menggunakan bahasa Indonesia. Seru dan menarik untuk didengarkan. Bahkan sesekali saya menimpali obrolan itu.
Tapi, lama kelamaan, si bapak ini ngobrol pakai bahasa Indonesia bercampur bahasa daerah Bangka barat yang nggak saya pahami. Kali ini, saya nggak paham dan cuma bisa mendengarkan sambil tersenyum.
Seharusnya saya ada di antrean penumpang bus. Tapi, karena menghindari antrean yang panjang, saya memilih antrean “kereta orang”, yang saya pikir artinya sama saja dengan bus. Ternyata saya salah ambil antrean dan ketinggalan bus.
Belum juga saya selesai ngomong, suara telepon sebelah masih bicara pakai bahasa Thailand yang nggak saya pahami sama sekali. Nggak lama kemudian,
(suara sambungan pesawat telepon baru terdengar)
JADI YANG TADI NGOBROL SAMA SAYA SIAPA DONG?!
Pengalaman waktu backpacking ke Kuala Lumpur. Saya sendirian dan berencana menitipkan ransel segede kulkas ini di loker penitipan di KL Sentral. Sempat ngobrol sama abang penjaga loker dan saya diajakin makan.
Karena saya masih juga belum paham, lalu teman disebelahnya menjelaskan.
Mau ditraktir aja susah banget ya.
Kejadian ini terjadi saat saya jalan-jalan bareng sama teman dari Austria ke Banyuwangi. Karena terburu-buru dan sudah capek banget, terjadilah miskomunikasi.
Karena kuping agak kurang jelas, yang saya dengar adalah
Ngerasa dituduh mencuri, saya panik. Disitulah terjadi sedikit ketegangan. Namun, akhirnya bisa dibicarakan baik-baik kalau semua hanya salah paham.
Baru selesai sholat, tiba-tiba seorang ibu di sebelah saya mengajak berbicara pakai bahasa Thailand. Si ibu ini ngobrol panjang banget. Belum sempat saya jelaskan, ibu-ibu warga lokal Thailand ini masih melanjutkan obrolannya.
Nah, saat selesai ngomong, barulah saya berbicara,
*LALU HENING, SAYA DICUEKIN*
Nggak ada lagi obrolan. Hanya terdiam. Hening.
***
Well, banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum traveling. Uang sudah jelas, kemampuan berbahasa pun penting. Apalagi mengunjungi negara lain atau daerah yang masih tradisional banget. Komunikasi jadi kunci lancarnya perjalanan.