Batik merupakan kain khas Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan Non-bendawi sejak tahun 2010 lalu. Kabupaten/Kota Pekalongan di Jawa Tengah adalah sentra industri kain batik paling terkenal di Indonesia, tak heran jika Pekalongan mendapat julukan sebagai Kota Batik. Tahukah anda, motif batik yang beraneka ragam tidak hanya dilukis di kain, namun juga di atas permukaan bolu kukus.
Bolu batik kukus merupakan inovasi olahan bolu kukus yang di bagian permukaannya berhias macam-macam pola batik, mulai dari Jlampreng khas Pekalongan hingga Megamendung khas Cirebon. Keberadaan bolu batik begitu digemari, bahkan hingga ke negeri Singapura. Terdapat salah satu toko roti online di Singapura yang berhasil membuat bolu batik kukus menjadi sangat viral dan begitu digemari.
Di Indonesia sendiri, salah satu inovator yang membuat bolu batik kukus adalah Adila Hukmiati, seorang ibu rumah tangga yang berasal dari Kelurahan Dekoro, Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Sejak 2015, Adila telah berjibaku mengembangkan bisnis bolu batiknya. Sama seperti bolu kukus pada umumnya, bolu batik ini menggunakan bahan-bahan yang tidak jauh berbeda, yaitu tepung terigu, maizena, gula pasir, emulsifier, susu cair, minyak sayur, dan pewarna makanan.
Terdapat dua jenis adonan yang harus dipersiapkan, yakni adonan untuk membuat pola batik dan adonan pelapis bolu yang berbahan dasar sama. Selesai membuat pola batik langkah berikutnya adalah pengukusan selama dua menit. Setelah matang, angkat dan lapisi dengan adonan bolu lagi untuk dikukus 10 menit. Perlu diperhatikan, dikukus bukan dipanggang. Pemanggangan akan membuat permukaan bolu berwarna kecoklatan dan teksturnya keras sehingga rentan rusak saat digulung.
Kendala utama dalam membuat bolu batik kukus terletak pada kerumitan dalam menggambar pola motif batik. Butuh latihan yang rutin untuk mendapatkan hasil motif batik yang sempurna. Namun tidak perlu pusing, gunakan teknik jiplak agar pola batik lebih bagus. Caranya dengan cetak motif batik di atas selembar kertas, kemudian taruh di dasar loyang bolu dan timpa kembali dengan kertas roti tipis. Lakukan pengukusan dua kali agar motif batik tak meluber.