Hotel Majapahit Surabaya bukanlah hotel sembarangan. Penginapan yang terletak di Jalan Tunjungan Nomor 65, Genteng, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya ini dahulu pernah menjadi saksi bisu peristiwa kepahlawanan dari Kota Pahlawan. Dibalik kemewahannya, Hotel Majapahit dahulu pernah menjadi tempat terjadinya peristiwa perobekan warna biru pada bendera Belanda yang monumental.
Peristiwa tersebut terjadi setelah gagalnya perundingan antara Indonesia yang diwakili Jenderal Sudirman dengan Belanda yang diwakili W.V. Ch. Ploegman. Dalam perundingan tersebut, Belanda menolak menurunkan bendera kenegaraannya di Surabaya setelah Indonesia merdeka. Sikap angkuh dari Belanda ini kemudian menyulut amarah dari arek-arek Surabaya hingga membuat Jalan Tunjungan menjadi lautan manusia.
Hotel Majapahit Surabaya dibangun pertama kali pada 1910 oleh Hindia Belanda dibawah arahan Sarkies dari Armenia. Beberapa kali mengalami pergantian nama dari Hotel Oranje, Hotel Yamato, dan Hotel Hetero. Terakhir berganti menjadi Hotel Majapahit setelah Indonesia Merdeka dari kolonialisme Belanda maupun Jepang.
Selain kisah sejarahnya yang mengesankan, Hotel Majapahit Surabaya juga menyimpan sederet kejadian mistis tersendiri, baik di siang atau malam hari. Namun konon Ruang Bromo adalah yang paling angker. Menurut cerita yang beredar, di tempat ini sering terjadi penampakan berupa noni-noni Belanda dengan gaun dan payung yang selalu berdiri di sudut ruang. Ruang Java sering terjadi penampakan sosok wanita berbaju wanita yang selalu menangis tersedu-sedu.
Penasaran ingin merasakan sensasi menginap di tempat angker sekaligus paling bersejarah di Surabaya?
Booking sekarang di Agoda dengan harga mulai dari Rp 985.125 per malam.
Hotel Majapahit di Surabaya adalah hotel mewah dengan fasilitas berupa kolam renang, spa, gym, taman, restoran, layanan binatu, dan parkir gratis. Setiap kamar memiliki pendingin ruangan, TV, dan akses internet gratis. Bagi pengunjung dari luar Surabaya tersedia layanan antar-jemput dari Bandara Internasional Juanda. Lokasinya juga sangat strategis, berada 1.5 km dari Tugu Pahlawan, 3.11 km dari Taman Bungkul, dan 8.26 dari Jembatan Suramadu.
