Pariwisata di era digital telah menjelma menjadi salah satu industri jasa raksasa yang telah berkembang sangat pesat. Semakin hari, tren pariwisata terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental. Pariwisata diyakini memiliki daya untuk menstimulasi kehidupan menjadi lebih bahagia dan memberikan energi baru setelah sekian lama terjebak dalam rutinitas harian atau pekerjaan yang penuh tekanan.
Tumbuhnya daya beli masyarakat kelas menengah di negara-negara berkembang dan Timur Tengah turut memicu pesatnya industri pariwisata global. Ditunjang dengan merebaknya air connectivity dengan low cost carrier yang sangat kompetitif. Informasi tentang destinasi berupa foto atau video juga telah dapat dengan mudah diakses melalui smartphone, sehingga mempermudah akses kunjungan ke suatu destinasi.
Tahun 2019 akan berakhir dalam hitungan hari. Tahun 2020 dipastikan akan menjadi era baru bagi industri pariwisata dunia. Berkaca dari data pencarian Google sepanjang tahun 2019, tren-tren produk wisata di tahun-tahun sebelumnya diprediksi akan mengalami pergeseran di tahun 2020 mendatang. Berikut ini adalah uraiannya.
Berdasarkan data pencarian Google tahun 2019, kueri pencarian dengan kata kunci “Festival”, termasuk “dieng” dan “music festival” meningkat 1.3 kali dibandingkan tahun 2018. Dari data ini diprediksi bahwa di tahun 2020 mendatang tren produk wisata berupa festival pariwisata daerah akan semakin diminati. Selain Dieng Culture Festival, terdapat banyak festival lokal Indonesia yang berpotensi, seperti diantaranya Bali Arts Festival, Jember Fashion Carnaval, dan Banyuwangi Ethno Carnival.
Pencarian Google sepanjang 2019 menunjukkan bahwa pencarian untuk destinasi-destinasi domestik lebih tinggi daripada destinasi internasional. Detinasi domestik paling banyak dicari adalah Labuan Bajo (Pulau Padar dan Pantai Pink), Kalimantan (Danau Kakaban, Taman Nasional, Gunung Muro), dan Sumba. Raja Ampat dan destinasi Papua lainnya mulai sepi peminatnya.
Google telah mengeluarkan 10 kota di Indonesia dan dunia yang paling banyak dicari oleh traveler Indonesia pada tahun 2019. Berikut adalah daftar lengkapnya.
Data dari pencarian teratas Google sepanjang tahun 2019 sama sekali tidak menampilkan kueri yang berkaitan dengan kata kunci “Gunung” atau sejenisnya. Berdasarkan data ini, produk wisata yang menampilkan gunung sebagai atraksi utama seperti pendakian, camping, sunrise/sunset, dan kawah diprediksi akan kehilangan peminatnya pada tahun 2020. Tour operator yang memiliki produk wisata dengan gunung sebagai destinasi andalan sebaiknya memberikan variasi produk lain agar tidak kehilangan pangsa pasarnya.
Masyarakat saat dirasa semakin sadar akan pentingnya jaminan keamanan selama perjalanan wisata. Masyarakat sepertinya tidak mau mengambil resiko kerugian akibat kehilangan dan kecelakaan. Data dari pencarian Google 2019 menunjukkan terjadi peningkatan kueri sebesar 3.7 kali untuk kata kunci “insurance” atau sejenisnya dalam bidang pariwisata. Oleh karena itu, penting bagi tour operator untuk memberikan asuransi pada setiap produk wisata yang dimiliki.