Megengan merupakan sebuah pesta rakyat yang diselenggarakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Megengan berasal dari bahasa jawa yang bermakna Menahan, hal ini sesuai dengan makna Ramadhan dimana umat muslim diwajibkan menahan hawa nafsunya selama satu hari penuh. Tradisi Megengan biasanya dilaksanakan di Alun-alun Simpang Enam Kabupaten Demak.
Berbagai kesenian daerah mulai dari seni barong, tarian tradisional, hingga zippin ditampilkan dalam gelaran Megengan. Selain itu juga terdapat kuliner daerah yang berjejer di sepanjang Alun-alun Simpang Enam Kabupaten Demak hingga kawasan pecinan. Kuliner pasar khas Demak yang dijajakan diantaranya sate keong, lontong campur, lontong sayur, dan nasi goreng.
Tradisi Megengan merupakan sarana hiburan rakyat murah bagi masyarakat Kabupaten Demak. Harapannya masyarakat bisa menyambut datangnya Ramadhan dengan riang gembira, sehingga saat puasa Ramadhan dijalani dengan ikhlas dan penuh sukacita. Setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam menyambut awal bulan Ramadhan. Awal Ramadhan di Semarang terdapat tradisi Dugderan, Kudus terdapat tradisi Dandangan, dan Jepara terdapat tradisi Baratan.
Tahun 2019 ini, menyambut Ramadhan 1440 H Tradisi Megengan yang dilaksanakan pada 5 Mei 2019 kemarin berlangsung sangat meriah. Tradisi dibuka oleh Wakil Bupati Demak Joko Sutanto dengan pemukulan bedug di halaman parkir Masjid Agung Demak. Acara kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan seni tari dari Sanggar Seni Padma Baswara dan Sanggar Seni Gumebyar.
Tradisi Megengan adalah tradisi adiluhung leluhur yang perlu terus dilestarikan. Dengan datang dan menyemarakkan tradisi ini maka secara tidak langsung telah turut serta dalam pelestariannya.