Pada tanggal 18 Maret 2019 lalu, Gunung Bromo mengalami erupsi sebanyak 28 kali dengan amplitudo 25-34 mm selama17-889 detik. tremor menerus amplitudo 0,5-30 mm, dominan 2 mm. Erupsi Gunung Bromo menyemburkan abu vulkanik dan pasir. Asap kawah berwarna abu-abu pekat juga tampak terus keluar dari kawah.
Hingga saat ini masih terus menunjukkan tanda-tanda erupsi, pihak BMKG Jawa Timur memberikan status Waspada II pada gunung aktif ini. Meskipun demikian warga sekitar, wisatawan, atau para pendaki masih diijinkan untuk mengunjungi Gunung Bromo asalkan tidak mendekati radius 1 Km dari kawah.
Masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo dihimbau untuk menggunakan masker, kacamata, dan topi untuk menghindari abu vulkanik dan pasir yang dapat keluar sewaktu-waktu. Aktivitas masyarakat disekitar Gunung Bromo terpantau masih normal. Abu vulkanik dari Gunung Bromo juga belum menyebabkan gangguan untuk penerbangan pesawat di Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang.
Alih-alih takut, banyak wisatawan yang justru berkunjung ke Gunung Bromo saat erupsi seperti sekarang ini. Mereka bermaksud ingin melihat pemandangan erupsi sebuah gunung berapi secara langsung. Pemandangan seperti ini tidak bisa dijumpai di setiap gunung.