8 Tempat Wajib Dikunjungi Saat di Lasem, Rembang

Lokasinya yang relatif jauh dari kota besar membuat Lasem terkadang agak terlupakan. Daerah ini memiliki potensi wisata sejarah yang siap digali.

SHARE :

Ditulis Oleh: Fahmi Anhar

 

Foto oleh Fahmi Anhar

Sudah pernah dengar cerita tentang Lasem? Sebuah kecamatan kecil di pesisir utara Pulau Jawa yang masih masuk wilayah Kabupaten Rembang. Lokasinya yang relatif jauh dari kota besar membuat Lasem terkadang agak terlupakan. Tahun 2013 pertama kali saya berkunjung kesana, dan langsung jatuh cinta!

Daerah yang telah menjadi saksi peradaban manusia sejak jutaan tahun lalu ini menyimpan berjuta misteri dan potensi wisata sejarah yang siap digali. Lalu mengapa saya sampai begitu kesengsem dengan Lasem? Ada apa sajakah disana? Berikut 8 tempat yang wajib dikunjungi di Lasem;

1. Kelenteng Cu An Kiong

Gerbang dengan ornamen naga menyambut para pengunjung di halaman kelenteng. Aroma hio menyeruak seisi ruangan. Beberapa patung dewa disimpan di altar, di depannya terdapat sesaji persembahan berupa aneka buah-buahan. Saya masih terpaku, takjub dengan aura kelenteng ini yang begitu kuat. Kelenteng tua di Desa Soditan Lasem ini sudah berusia ratusan tahun dan termasuk salah satu yang bersejarah. Interiornya unik, dindingnya dipenuhi rangkaian lukisan tentang dewa-dewi.

2. Omah Lawang Ombo

Entah mengapa bulu kuduk saya langsung berdiri begitu memasuki rumah kuno ini. Saya memang agak sensitif dengan hal-hal “halus”. Rumah bergaya Tiongkok ini adalah salah satu bekas gudang candu pada masa abad 18 dulu. Opium/candu adalah komoditi yang sangat berharga namun terlarang. Sehingga perdagangannya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Namun sekarang tidak sembarangan orang bisa masuk kesini karena harus mendapat ijin dulu dari pengelolanya.

3. Kelenteng Gie Yong Bio

Ah, kelenteng doang! Apa menariknya?’

Eits! Jangan underestimate dulu. Jika biasanya hanya ada patung dewa-dewi di kelenteng, maka lain halnya disini. Untuk menghormati & mengenang jasa Raden Panji Margono, seorang tokoh masyarakat muslim Lasem dari suku Jawa ketika masa perjuangan melawan penjajahan dulu, di kelenteng ini ada altar khusus untuk Raden Panji Margono yang diletakkan di ruangan khusus. Besarnya pun sama dengan altar kongco yang lain. Tak jarang mereka yang bersembahyang di kelenteng ini juga menghampiri pula altar Raden Panji Margono. Disini saya merasakan betapa indahnya nilai-nilai toleransi dan saling menghargai.

4. Masjid Jami’ Lasem

Bukan sekedar masjid biasa. Interiornya penuh dengan kaligrafi dan ukiran kayu khas pantura timur Jawa. Lokasinya yang berada di jalan raya utama membuat masjid ini mudah dijangkau. Orang-orang datang kesini selain untuk menunaikan ibadah sholat, banyak juga yang datang untuk berziarah ke makam waliullah yang disemayamkan di sekitar masjid. Diantaranya ada makam Mbah Sambu, salah seorang penyebar agama Islam zaman Kerajaan Majapahit. Ada juga makam Adipati Tejakusuma 1 dan makam simbah KH Ma’shum, salah seorang ulama besar Lasem yang dihormati hingga sekarang. Sebutan lain untuk Lasem adalah kota santri, karena banyaknya pondok pesantren disini.

5. Kampung Batik Karangturi

Belum ke Lasem kalau belum belanja batik. Salah satu juragan batik favorit saya adalah rumah batik Bu Sutera yang ada di desa Karangturi. Terakhir saya kesana, belum ada papan nama di depan rumah, karena belum membuka galeri. Jadi bentuknya ya hanya rumah kuno khas Lasem gitu. Saran saya, jika ingin mencarinya, bertanyalah kepada orang kampung sekitar. Yang khas dari batik Bu Sutera adalah motif & teknik pembuatan batiknya yang masih asli menjaga tradisi turun temurun. Ada motif kricak, laseman, gunung ringgit, tiga negeri, dan motif klasik lainnya. Harganya juga relatif terjangkau.

6. Pantai Caruban

Memang di Lasem ada pantai yang bagus?’

Ada dong! Pantai Caruban terletak tak begitu jauh dari terminal Lasem. Kita bisa kesana dengan naik delman atau ojek dengan menyusuri jalan sempit diantara tambak garam dan bandeng. Pantai ini menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Majapahit pada masanya, karena konon disinilah salah satu lokasi pangkalan armada maritim Majapahit kala itu. Bahkan tak jarang kini masih ditemukan pecahan-pecahan gerabah di sekitar pantai.

7. Wisata Kuliner Lontong Tuyuhan

Bagi penikmat wisata kuliner, wajib hukumnya icip-icip kuliner khas Lasem yang satu ini. Lontong Tuyuhan namanya. Sejenis opor ayam kuah kuning beraroma rempah yang disajikan dengan irisan-irisan besar lontong. Tuyuhan merupakan nama sebuah kawasan tempat menu ini berasal. Murah meriah dan dijamin kenyang. Yang unik adalah kita bisa memilih lauk bagian dari ayam mana yang ingin kita santap. Kalau yang menjadi favorit pengunjung adalah bagian kerangka perut ayam betina yang masih penuh dengan calon telur. Di Lasem, tidak perlu menunggu lebaran untuk bisa makan opor.

8. Warung Kopi

Monggo mas, ini pisang gorengnya masih panas.’

Ibu penjual menyodorkan secangkir kopi susu panas dan sepiring pisang goreng yang baru diangkatnya dari penggorengan. Saya duduk di bangku kecil berdampingan dengan bapak-bapak warga sekitar Kampung Karangturi yang siang itu sedang nongkrong di warung kopi.

Yang khas disini kopinya mas, mantap!’ kata seorang bapak di meja seberang.

Iya pak, citarasa kopinya ringan, dan bubuk kopinya lembut,’ jawab saya.

Nongkrong di warung kopi sudah menjadi bagian dari keseharian warga Lasem rupanya dan itu tak mengenal waktu, dari pagi sampai malam sah-sah saja. Biasanya ada 2 pilihan sajian kopi, mau kopi hitam/kopi tubruk ataupun kopi susu. Tergantung selera masing-masing. Kopi dari perkebunan sekitar Kab Rembang ini ditumbuk hingga sangat halus, bahkan ada yang 10 kali proses penggilingan. Inilah khasnya kopi Lasem.

Siang itu, saya benar-benar menikmati secuil kenikmatan surgawi  di sebuah warung kopi. Ketika kopi susu bertemu pisang goreng hangat, itulah perpaduan luar biasa! Ahh… bahagia itu sederhana.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU