Thai tea, green tea, takoyaki, churros, waffle, mango sticky rice dan barisan jajanan impor lainnya, perlahan mulai menjajah keberadàan jajanan lokal khas Indonesia. Bagi pencinta kuliner, kondisi ini malah menguntungkan. Kita tak perlu jauh-jauh ke Jepang kalau cuma pengen cicipi takoyaki atau ke Thailand cuma sekadar menyeruput nikmatnya segelas thai tea.
Tapi, tanpa disadari, fenomena jajanan impor ini perlahan mengikis jati diri kuliner asli Indonesia. Kalau dipikir-pikir, sekarang lebih gampang menemukan thai tea di mall atau pusat keramaian lainnya dibandingkan es cendol. Hal ini bisa jadi karena kita lebih tertarik mencoba kuliner khas negara lain yang sedang hits dan mulai mengabaikan keberadaan kuliner Indonesia yang sebenarnya nggak kalah enaknya. Seperti;
Es cendol pun nggak kalah menyegarkan daripada thai tea. Minuman yang terbuat dari tepung hunkwe atau pun beras ini disajikan dengan campuran gula merah cair dan santan. Manis gurih yang diciptakan dari air gula dan santan ini makin nikmat ketika kamu mulai mengunyah cendol yang berasal dari tepung beras atau pun hunkwe.
Minuman ini berasal dari berbagai daerah di Sunda dan Jawa. Di Sunda, kamu akan mengenalnya dengan sebutan es cendol. Sedangkan di Jawa, minuman ini lebih akrab dengan sebutan es dawet.
Nggak cuma enak, kuliner Indonesia juga disukai banyak turis asing. Baca ulasannya dengan klik di sini
Kuliner Indonesia yang mulai dilupakan lainnya adalah bolang-baling. Camilan yang mirip dengan donat ini memang masih banyak dijumpai, tapi keberadaannya pun mulai diabaikan seiring datangnya pesaing donat kering asal Spanyol, Churros. Padahal, kalau membandingkan soal rasa, bolang-baling pun nggak kalah enak dari churros. Setiap kali menggigit bolang-baling, kamu akan menemukan sensasi kue donat yang lembut dengan tekstur crunchy dan manis di luar.
Kuliner Indonesia ini punya banyak nama. Di daerah Banyumas, kue ini disebut dengan galundeng dan di beberapa daerah lain dikenal dengan nama onde-onde ketawa.
Baca juga 10 kuliner khas Indonesia yang favorit traveler dunia dengan klik di sini
Tidak sulit menemukan sate ayam di Indonesia. Hampir di setiap daerah pasti memiliki kuliner ini. Hanya saja, 5 tahun belakangan, nama sate ayam mulai tergeserkan dengan kemunculan sate taichan.
Meski sama-sama berbahan dasar ayam, sate ayam memiliki cita rasa khas Indonesia dengan adanya bumbu kacang, irisan cabai dan bawang merah. Sate ayam yang paling populer di Indonesia adalah sate ayam Madura.
Cilok alias aci dicolok merupakan jajanan khas Jawa Barat. Kuliner Indonesia ini terbuat dari tepung tapioka dan disajikan dengan sambal kacang, saus, dan kecap. Nggak sulit menemukan jajanan ini, biasanya dijual di depan sekolah atau pun pusat kuliner kaki lima. Hanya saja, nama cilok masih kurang prestige dibandingkan toppoki. Meski memiliki kemiripan, nyatanya Toppoki lebih menarik dicari.
Di Indonesia, kita bisa dengan mudah temukan berbagai kuliner mie seperti mie ongklok, bakmi jawa, mie tie-tie Semarang, mie Aceh, mie celor, mie kocok, atau pun mie kopyok. Sayangnya, aneka mie ini kurang bisa menjadi perhatian seperti mie ramen. Ramen khas Jepang atau pun Korea malah lebih banyak dilirik.
Penganan berikutnya adalah arem-arem. Keberadaan jajanan ini semakin sulit ditemui. Mungkin, kamu hanya bisa menemui di lokasi penjual jajanan pasar. Sedangkan onigiri, makanan asal Jepang yang terbuat dari nasi menyerupai arem-arem, lebih mudah ditemui di restoran Jepang yang ada di mall atau pun di minimarket.
Soal rasa, arem-arem memiliki rasa authentic Indonesia. Nasi kepal yang dibungkus daun pisang ini di dalamnya berisi aneka lauk seperti sambal goreng ati, sambal goreng tahu, atau pun ayam.
Es tung tung atau es puter merupakan es krim yang dibuat dari bahan dasar santan. Es krim yang disebut juga dengan es dung dung atau es tong tong ini memiliki tekstur yang lebih kasar daripada es krim pada umumnya. Es krim ini dibuat dengan cara tradisional pada tabung yang diputar-putar di dalam es batu dan garam.
Nah, biasanya es tung tung disajikan di atas cup atau pun cone es krim berwarna-warni dengan rasa gurih. Es tung tung dengan cone warna warni ini pun mulai diabaikan seiring kedatangan es krim berbentuk ikan, bungeoppang asal Korea Selatan.
Kue ini terbuat dari campuran adonan terigu dan kelapa. Proses mengolahnya pun mudah, cukup dipanggang di atas bara api, kemudian disajikan dengan taburan gula halus. Kalau di Jakarta disebut kue pancong, maka di Bandung kue ini dikenal dengan sebutan bandros. Sedangkan di Semarang, kue ini bernama, gandos. Ada juga yang menyebutnya kue rangi.
Tekstur kue yang kenyal dan lembut memiliki cita rasa gurih yang berasal dari kelapanya. Taburan gula pasir di atasnya menciptakan kombinasi yang sempurna antara gurih dan manis.
***
Tren jajan impor terus menggeser keberadaan jajanan lokal Indonesia. Jika kita sebagai orang Indonesia tidak peduli terhadap eksistensi jajanan Indonesia, bisa jadi lima atau sepuluh tahun kedepan, keberadaan jajanan Indonesia sudah tidak bisa ditemukan lagi. Yuk, lestarikan kuliner Indonesia dengan terus jajan makanan lokal.