6 Pulau Terpencil di Makassar yang Akan Memberimu Pengalaman Berbeda

Pulau-pulau terpencil Makassar ini akan membuatmu mendapat banyak pengalaman berkesan

SHARE :

Ditulis Oleh: Umu Umaedah

 

1.  Bermain bersama baby shark dan melihat milky way Pulau Tinabo, Taka Bonerate

Foto dari Intan Primadewati

Sampai di dermaga Pulau Tinabo, kamu akan disambut oleh pelangi yang melintang di atas pulau. Ini moment langka yang tidak bisa semua orang dapat ketika mengunjunginya. Suasana Pulau Tinabo sangat sepi, tak ada polusi dan minim cahaya. Saat malam hari, kamu dapat menikmati milky way yang begitu cantik. Deretan bintang menyerupai lautan terlihat jelas tanpa perlu bantuan alat apa pun. Di pulau kecil berpasir putih ini, kamu akan merasakan sedang menikmati liburan di pulau pribadi. Tak banyak memang penghuni di sini.

Bagian seru, penginapan langsung menghadap Pantai membuat sinar sunset berwarna orange bisa menerobos jendela kamar atau gazebo. Atau ketika ingin menelanjangi sunrise bersiaplah untuk ke belakang penginapan sebelu fajar. Pergerakan sunrise itu begitu cantik dari mega merah sampai matahari meninggi di atas garis pantai berair biru.

 

Foto dari Intan Primadewati

Pulau Tinabo pun menjadi pulau yang sering dikunjungi karena keindahan bawah lautnya dan anti mainstrem, diving dan snorkeling. Selain kedua hal itu, kamu bisa mendatangi kanan kiri dermaga Tinabo. Banyak ikan warna-warni dan koral yang bagus. Pun di sini kamu bisa melihat baby shark berenang bebas tanpa akan menggigit. Bermain bersama hewan bergigi tajam adalah hal yang akan jarang kamu temukan. #SaveSharks

 

2. Pulau Lanjukang, dihuni oleh manusia ramah berbadan kerdil

Foto dari Ardiyanta

Pulau Lanjukang, memiliki pantai menjorok ke laut, mementuk gusung. Pulau yang dihuni sekitar 15 kepala keluarga dengan total penduduk hingga 50 orang tercatat pada akhir tahun 2014. Pulau Lanjukang dihuni oleh orang-orang dengan kondisi fisik mereka yang tidak sempurna. Berbadan kerdil, berpunggung bungkuk, dan berambut pirang dan jarang. Orang-orang mengatakan ini akibat pernikahan sedarah yang sering mereka lakukan. Mereka tidak mengenyam pendidikan dan benar-benar terasing dari keramaian. Anak-anak tidak bersekolah dan tiap hari hanya bermain, bermain, dan bermain. Jangan melihat mereka hanya pada fisik. Mereka bahkan ramah dan mau berbagi makanan.

Kamu akan menyadari, bahwa hidup dalam kesunyian bukanlah hal yang menyedihkan. Karena alam dan keramahan warga membuat mereka terus bisa menikmati kehidupan walaupun tanpa teknologi.

 

3. Jinato Wall Paradise, spot terbaik menyelam di Pulau Lantigiang, Taman Nasional Taka Bonerate

Mendirikan tenda kemah di pinggiran pantai, kemudian menghabiskan sore bersama secangkir kopi dengan memandang lautan lepas saat matahari akan terbenam. Ini menjadi hal yang harus kamu coba. Pulau Lantigian merupakan bagian dari pulau di Kawasan Taman Nasional Nasional Taka Borerate.
Tidak hanya sunset, dari sini sunrise pun tidak mau kehilangan kemegahannya. Pasir putih bertekstur sangat lembut di pulau ini menjadi tempat kura-kura bertelur. Jika beruntung, kamu akan bertemu dengan kura-kura tersebut yang sedang mengubur calon anak-anaknya.

Jinato Wall Paradise, inilah salah satu spot paling menarik yang menjadi favorit penyelam di Pulau Lantigian di Taman Nasional Taka Bonerete. Pada spot kedalaman 15-20 meter, memiliki arus sedang, keindahan terumbu karang yang didominasi hardcoral dan softcoral sangat cocok untuk pemula.

 

4. Pulau Langkai, pulau cermin berwarna biru muda

Foto dari Ardiyanta

Tidak seperti Pulau Lanjukang yang belum memiliki fasilitas pendidikan, Pulau Langkai ini sudah mendapat suntikan pendidikan untuk anak-anak pulau ini. Pun sudah dimasuki listrik walau hanya dari generator yang mulai beroperasi dari 17.30 sampai 21.00 WITA. Memiliki 3 ruang yang dimanfaatkan untuk sarana pengonatan yang di kunjungi Mantri lokal.

Di pulau ini, masyarakatnya memiliki kebiasaaan memancing gurita. Baik untuk dijadikan konsumsi sehari-hari ataupun untuk dijual. Dari dermaga, dasa laut terlihat dengan jelas dengan terumbu karang yang sangat menggoda. Mereka melambai-lambai ke arahmu untuk dikunjungi.

 

5. Pulau Badi, keramahan ditengah kenaikan ekonomi

Foto oleh basecamp petualang

Semangkuk mie instan panas hanya dihargai Rp 3.000,-. Kehangatan di tepi pulau kecil ini. Pulau Badi, sering dijadikan tempat persinggahan sebelum kembali ke Makassar. Masyarakat Pulau Badi bergantung pada air hujan. Namun saat kemarau, terpaksa air sumur yang agak payau menjadi satu-satunya air untuk bertahan. Pulau Badi bukan pulau dengan jumlah jiwa sedikit. Sekitar 2000 jiwa hidup dan menggantungkan hari-harinya di pulau ini.

 

6. Pulau Langkadea, pulau kecil untuk tempat camping

Foto dari sangkarrang

Dari jauh, pulau Langkadea terlihat seperti kura-kura yang telungkup di air. Pulau tak berpenghuni yang sangat cocok untuk melakukan kemping. Pulau ini memiliki daratan pasir yang memanjang. Memandang jauh ke luar pulau, akan membuatmu berpikir, jika saja datang ombak besar, pulau ini benar-benar akan tersapu dan tenggelam saking kecilnya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU