Candi merupakan sebuah bangunan keagamaan yang digunakan sebagai tempat beribadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Budha kuno. Pembangunan candi difungsikan sebagai tempat untu memuja dewa-dewi atau memuliakan sang Budha. Sebenarnya istilah candi tak melulu pada situs keagamaan saja, bangunan lain seperti keraton, pemandian, dan gapura sering disebut dengan istilah candi.
Setiap candi yang ditemukan di Indoenesia memiliki kisah unik dan menarik untuk diulas. Biasanya kisah-kisah tersebut digambarkan melalui serangkaian relief yang terukir di dinding candi atau ditulis dalam sebuah arca batu raksasa dengan aksara kuno. Beberapa candi di Indonesia dibangun diatas ketinggian dengan maksud agar semakin mendekatkan dengan sang pencipta. Berikut telah dirangkum enam candi tertinggi di Indonesia.
Kompleks Candi Dieng dibangun diatas ketinggian 2000 mdpl di Dataran Tinggi Dieng, diantara Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Kompleks candi ini terdiri atas delapan candi kecil yang bercorak Hindu. Para ahli menduga bahwa Kompleks Candi Dieng merupakan peninggalan dari Kerajaan Kalingga. Kisah maupun latar belakang pembangunan delapan candi ini tidak diketahui karena tidak ditemukan adanya arca batu atau relief yang lengkap di dinding candinya. Oleh warga setempat candi-candi ini dinamai dengan nama tokoh tokoh wayang Mahabharata yaitu Arjuna, Gatotkaca, Semar, Skrikandi, Puntadewa, Sembadra, Dwarawati, dan Bima.
Candi Kethek merupakan sebuah candi dengan empat teras bertingkat menghadap ke barat yang terletak di lereng barat laut Gunung Lawu, dan masuk dalam wilayah Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kethek dalam bahasa jawa berarti kera, dinamai demikian karena dahulu banyak ditemui kera disekitar candi ini. Candi Kethek merupakan candi hindu yang dulunya difungsikan sebagai tempat peruwatan untuk membersihakan diri dari dosa dan kesalahan.
Candi Cetho berada tak jauh dari lokasi Candi Kethek. Dari segi arsitektur, kedua candi ini juga tampak mirip. Para peneliti menyimpulkan bahwa Candi Cetho dahulunya merupakan candi Hindu peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Lokasi Candi Cetho berada pada ketinggian 1496 mdpl yang masuk dalam wilayah administratif Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Hingga saat ini Candi Cetho masih sering digunakan sebagai tempat peribadatan umat Hindu, dan tempat bertapa oleh para penganut paham kejawen.
Kompleks Candi Gedong Songo merupakan bangunan kecil yang terletak di lereng Gunung Ungaran yang masuk wilayah administratif Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Arsitektur Candi Gedong Songo tampat sangat mirip dengan Komplek Candi Dieng, sehingga diduga kedua candi ini dibangun pada era yang sama. Dari relief yang terukir dan bukti arca yang ditemukan, Candi Gedong Songo diduga adalah kompleks candi Hindu yang dibangun pada Wangsa Syailendra abad ke-9 Masehi. Terdapat sekitar sembilan candi yang tersebar di ketinggian yang berbeda. Beberapa candi sudah tidak ditemukan keberadaannya karena rusah atau runtuh.
Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Berbeda dengan candi-candi lainnya, arsitektur Candi Sukuh menyerupai peninggalan peradaban Suku Maya di Meksiko. Candi Sukuh merupakan candi hindu peninggalan Kerajaan Majapahit. Menurut cerita, Candi Sukuh dibangun oleh tukang kayu dan tidak melibatkan insinyur dari keraton. Karena tampak tidak terlalu rapi, Candi Sukuh selama dianggap dibangun dengan tergesa-gesa. Hal ini diduga karena saat itu kondisi Kerajaan Majapahit berada di ambang kehancuran sehingga tidak memungkinkan membangun candi megah.
Candi Ijo merupakan kompleks percandian yang bercorak Hindu dari Kerajaan Medang periode Mataram pada abad ke-10 hingga ke-11 Masehi. Candi berada 4 km sebelah tenggara dari Candi Ratu Boko, Yogyakarta. Secawa administratif Candi Ijo masuk dalam wilayah Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Nama Ijo diambil dari nama bukit tempat bangunan candi ini berdiri yaitu Bukit Ijo atau disebut juga Gumuk.