Gudeg merupakan salah satu kuliner khas dari Yogyakarta atau Jogja yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Kuliner ini biasa dimakan bersama dengan nasi dan lauk-pauk berupa ayam kampung, tahu, telur, tempe, dan sambal goreng krecek. Terdapat banyak warung gudeg di sepanjang jalan Kota Jogja, setiap warung memiliki ciri khasnya tersendiri.
Dari semua warung gudeg di Jogja, beberapa menjadi sangat terkenal dan legendaris karena telah selama beberapa generasi. Berikut adalah warung gudeg legendaris di Jogja yang wajib dikunjungi saat plesir ke kota pelajar.
Biyem Setyo Utomo atau lebih dikenal dengan Mbah Lindu adalah penjual gudeg legendaris di Jogja. Mbah Lindu sudah berjualan gudeg sejak berusia 13 tahun, tepatnya sekitar tahun 1940-an. Warung gudeg milik Mbah Lindu bahkan dianggap sebagai gudeg tertua di Yogyakarta. Menggunakan kayu dan tungku batu membuat rasa gudeg ini tetap konsisten dengan gurihnya.
Kabar duka, sosok Mbah Lindu telah meninggal pada Minggu, 12 Juli 2020 sekitar pukul 18.00 WIB di usia 100 tahun. Kini usaha warung gudeg Mbah Lindu diteruskan oleh sang anak, Ratiyah. Warung gudeg legendaris Mbah Lindu berada di kawasan Sosrowijayan, beroperasi mulai 05.00-10.00 WIB. Satu porsi gudeg dibanderol dengan harga Rp 15.000 sampai Rp 20.000.
Telah beroperasi sejak 1922, gudeg Bu Tinah memadukan rasa pedas serta manis. Rasa pedas yang tidak biasa membuat Bu Tinah menjuluki olahan gudeg buatannya dengan ‘mercon’. Berjualan di Jalan Asem Gede Nomor 8, setiap porsi gudeg ini dipatok dengan harga mulai Rp 15.000 hingga yang paling mahal Rp 20.000. Tersedia berbagai pilihan lauk sebagai pelengkap, mulai dari ayam, ceker, telur goreng, dan masih banyak lagi.
Warung gudeg Bu Djuminten telah ada sejak tahun 1926, kini dikelola oleh generasi ketiga. Karena melintasi berbagai zaman, gudeg dari warung Bu Djuminten disebut sebagai gudeg legendaris Jogja. Rasa gudeg di sini sangat khas, perpaduan sempurna antara manis dan gurih. Kuah arehnya nikmat, dibuat dari nangka yang dimasak lama. Warung gudeg ini dapat dikunjungi di Jalan Asem Gede Nomor 14, dibanderol Rp 14.000 – Rp45.000 per porsi.
Agak jauh ke Bantul, terdapat satu gudeg legendaris yang wajib dikunjungi. Gudeg Manggar Bu Jamilan sangat unik karena mencampurkan manggar pada proses pembuatannya. Manggar adalah bunga kelapa, sehingga gudeg yang dihasilkan memiliki tekstur yang lebih padat dengan rasa gurih yang berbeda. Setiap porsinya dibanderol dengan harga mulai dari Rp 8.000 – Rp 17.000. Bagi yang ingin datang bisa berkunjung ke Jalan Srandakan KM. 8.
Terakhir ada gudeg milik Yu Djum yang tak kalah legendaris. Yu Djum telah berjualan gudeg sejak usia 17 tahun. Gudeg yang dijajakan sedikit berbeda dengan gudeg pada umumnya, yaitu kering berwarna cokelat kemerahan. Proses pembuatannya masih mempertahan cara tradisional sehingga tidak heran rasa yang dihasilkan gudeg Yu Djum pun terbilang sangat autentik.
Gudeg Yu Djum tak kalah populer dengan gudeg Mbah Lindu, sehingga tak heran warungnya sering dijadikan tujuan wisata kuliner. Yu Djum, pemilik asli warung ini telah meninggal pada 2016. Usahanya kini diteruskan oleh sang anak. Lokasi Gudeg Yu Djum berada di Jalan Wijilan, di sebelah utara Universitas Gadjah Mada (UGM). Setiap porsinya dihargai sekitar Rp 10.000.