5 Hewan Langka di Taman Nasional Baluran Jawa Timur

Taman nasional Baluran juga merupakan habitat bagi hewan-hewan langka di Pulau Jawa. Berikut adalah ulasan lima hewan langka tersebut.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Taman Nasional Baluran terkenal dengan keindahan padang savanna yang memukau mata hingga dijuluki sebagai Africa van Java. Taman Nasional di Jawa Timur ini masuk ke dalam wilayah Situbondo dan Banyuwangi. Nama Baluran diambil dari nama gunung yang tinggi menjulang dihamparan pada savanna yang luas.

Selain padang savanna, Taman Nasional Baluran memiliki beberapa vegetasi lain seperti hutan pantai, hutan mangrove, hutan musim, hutan rawa, hutan pegunungan bawah, dan hutan evergreen. Taman nasional Baluran juga merupakan habitat bagi hewan-hewan langka di Pulau Jawa. Berikut adalah ulasan lima hewan langka di Taman Nasional Baluran.

1. Banteng

(instagram/@dodohawe)

Banteng (Bos javanicus javanicus) merupakan spesies endemik yang hanya dapat ditemui di Jawa, Madura, dan Bali. Banteng dewasa dapat tumbuh hingga 1,6 meter dengan panjang 2,3 meter. Banteng jantan memiliki berat 680-810 kilogram, sedangakan banteng betina lebih ringan. Tubuh banteng didominasi oleh warna cokelat denga bagian kaki berwarna putih. Menurut IUCN, spesies banteng ini dikategorikan dalam EN (Endangered) yang berarti hewan terancam punah.

2. Kancil

(wikipedia.com)

Kancil (Tragulus javanicus) merupakan mamalia berkuku genap yang masih berkerabat dekat dengan rusa dan kijang. Kancil berhabitat di hutan tropis Asia Tenggara. Karena sering menjadi target buruan para pemburu, keberadaannya di alam semakin sulit ditemui. Secara kasat mata kancil hampir sama dengan rusa, namun lebih kecil dan tidak memiliki tanduk. Tubuh kancil memiliki panjang dari kepala hingga ekor 195-600 mm dengan panjang kaki belakang 110-150 mm. Tubuhnya didominasi warna cokelat tua serta garis putih dan cokelat kehitaman membujur di tenggorokan dan dada. Bagian tengkuk terdapat garis kehitaman.

3. Macan Tutul

(Instagram/@irawan_subingar)

Macan tutul (Panthera pardus) merupakan salah satu karnivora yang menduduki puncak teratas dalam rantai makanan di Taman Nasional Baluran. Di Indonesia macan tutul mendapat julukan sebagai macan kumbang karena kemahirannya dalam memanjat pohon. Tubuh macan tutul didominasi waran kecoklatan dengan bintik hitam yang tersebar di seluruh tubuhnya. IUCN memasukkan macan tutul dalam golongan VU (Vulnureable) yang bermakna hewan yang sedang diambang kepuanhan.

4. Kucing Bakau

(Instagram/@exploremangrove)

Kucing bakau (Prionailurus viverrinus) merupakan spesies kucing liar yang mendiami hutan di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Seperti namanya, Kucing bakau tinggal di lahan basah hutan manrove, rawa-rawa, atau sungai. Jenis kucing ini telah beradaptasi dengan lingkungannya dan menjadi perenang handal. Panjang tubuh kucing bakau berkisar 57-78 cm dengan berat 5-16 kg. Tubuhnya didominasi warna keabuan dengan bintik hitam tersebar di badannya. Di habitat aslinya, kucing bakau memangsa ikan dan hewan kecil di hutan. IUCN menggolongkan kucing bakau dalam EN (Endangered) yang berarti hewan terancam punah.

5. Ajak

(wikipedia.com)

Ajak atau ajag (Cuon alpinus) merupakan anjing liar asli Indonesia yang dapat ditemukan di hutan Sumatera dan Jawa. Ajak umumnya mendiami kawasahan hutan atau pegunungan. Ajak hidupa secara berkelompok, satu kelombok biasanya terdiri dari lima ekor ajak. Secara fisik, ajak lebih mirip dengan rubah dibandingkan anjing. Tubuhnya didominasi warna cokelat kemerahan, hitam diujung ekor, dan putih di dagu hingga perut. IUCN menggolongkanajak dalam EN (Endangered) yang berarti hewan terancam punah.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU