5 Benda yang Tak Akan Saya Bawa di Perjalanan Berikutnya

Tips barang yang harus dibawa diperjalanan lengkap tersedia di internet. Sebaliknya, tentu harus ada tips barang yang sebaiknya tak dibawa saat perjalanan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Foto oleh Desti Artanti

Berbagai jenis artikel tentang cara mengepak ransel untuk bepergian lengkap tersedia di internet. Semua membahas tentang ” apa yang harus kamu bawa”, ” tips mengepak ransel agar terasa ringan”, “barang-barang yang sebaiknya tak kamu tinggalkan.”

Saya bukan seorang pejalan berpengalaman, namun saya pencari tips berpengalaman.

Sepanjang pengalaman saya sebagai “pemburu tips” tak pernah sekalipun saya menemukan tulisan yang membahas barang yang tak perlu dibawa saat bepergian.

Ada beberapa barang tak berguna yang sebenarnya dapat kamu tinggalkan, seperti yang telah saya lakukan;

1. Pisau lipat mahal yang saya beli di toko online

Saya membelinya di A***on awal tahun lalu. Di Merbabu, seorang pria menggunakanya untuk memotong ranting yang disiapkan guna membuat api unggun. Terlihat sangat mudah.

Pisau ini dilengkapi dengan berbagai piranti serbaguna untuk memotong, mengikir, atau mengasah sesuatu. Pisau yang akan membuat saya terbebas dari semua kesulitan.

Kenyataannya tak semudah itu. Pisau lipat serbaguna ini tak pernah benar-benar berguna.

Pada akhirnya saya tetap meminta bantuan kawan saya untuk membuatkan api unggun, memotong ranting pohon menggunakan parang serta memotong tali dengan membakarnya menggunakan korek api. Saya juga tak membutuhkan tang saat bepergian ke Pantai Senggigi.

Hal terbaik yang pernah dilakukan si pisau lipat serbaguna ini adalah saat teman perjalananku meminjamnya untuk mengikir kuku.

2. Ikat pinggang dengan kantung khusus penyimpan uang

Saya membelinya karena membaca berita tentang maraknya kasus pencopetan yang dialami para turis. Hal terbodoh saat memakai benda ini adalah saya tak pernah ingat menyimpan uang di kantung ikat pinggang ini.

Setelah mengisi bahan bakar motor sepulang dari Kawah Ijen, saya mengambil dompet dalam ransel bermaksud membayar. Keringat dingin langsung mengucur begitu melihat tak ada selembar uang pun dalam dompet. Karena tak enak hati dengan pengendara lain yang mengantri di belakang, saya segera menepi dan meninggalkan SIM saya – sebagai jaminan pada operator SPBU untuk mengambil uang di ATM terdekat-yang ternyata jaraknya 15 menit jalan kaki.

Sesampainya dirumah saya melepas ikat pinggang untuk melonggarkan nafas. Betapa terkejutnya saat saya menemukan 3 lembar uang Rp 50.000,- di dalam kantung ikat pinggang. Saya benar-benar lupa telah memindahkan sebagian uang kedalam kantung ikat pinggang agar aman.

Akhirnya saya memutuskan untuk tak pernah menggunakan ikat pinggang ini lagi.

Tas pinggang kecil yang terkancing rapat sudah cukup aman untuk bepergian, dan saya yakin saya tak akan lupa jika menyimpan uang disana.

3. Jaket kulit dengan bulu-bulu dibagian leher

Jaket yang saya beli hanya karena agar terlihat seperti seorang “traveler” sesungguhnya. Iri rasanya saat melihat beberapa teman facebook mengirim foto jalan-jalannya, dimana bagi saya, mereka terlihat seperti “traveler” sesungguhnya.

Setelah membelinya dan memakainya di sepanjang jalan Malioboro, saya merasa tatapan mata pedagang di sepanjang jalan melekat pada saya. Bukan bangga yang didapat namun justru malu dan risih. Saya tak pernah memakainya lagi hingga sekarang.

Seorang kawan bahkan menyarankan untuk menjualnya, karena memakai jaket mencolok-dengan bulu kucing dileher, seolah saya berkata pada semua copet di tempat wisata ” saya turis, copetlah saya.”

Hal berharga saya pelajari, kualitas seorang pejalan dinilai samasekali bukan dari penampilannya. Saya terlambat menyadari, yang membuat teman-teman facebook saya terlihat seperti seorang “traveler” sejati di foto-foto mereka adalah ekspresi bahagia di tempat manapun mereka berada, karena seorang traveler sejati selalu dapat menikmati perjalanannya.

4. Bantal portable untuk tidur di perjalanan

Saya tak akan pernah membawa bantal ini lagi karena alasan yang sangat simpel, saya tak pernah bisa tidur dalam perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Saya merasa sangat sayang jika waktu dalam perjalanan dihabiskan hanya untuk tidur. Selalu ada hal menarik yang saya dapat di perjalanan.

Sebungkus roti besar dari seorang Ternate saat menyeberang Laut Lombok, obrolan tentang politik dengan seorang guru besar universitas ternama di atas kereta menuju Surabaya, atau juga perdebatan kecil dengan seorang wanita berkacamata berambut shaggy karena saya merokok di dalam bus saat perjalanan menuju Kerinci, Jambi.

Saya tak ingat kenapa dulu saya membeli bantal ini.

5. Sebuah kotak darurat seukuran 2 novel Harry Potter  berisi obat-obatan

Sebuah pemborosan tempat. Kotak darurat sebesar 2 novel Harry Potter hanya berisi 5 lempeng obat penurun panas, 2 botol obat merah, 1 renteng plester serta beberapa tablet vitamin. Sebuah kantong plastik kedap udara cukup menampung mereka.

activate javascript
SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU