Demak merupakan sebuah kota yang belum lama ini merayakan hari jadinya yang ke-516 tahun. Kota yang mendapat julukan sebagai Kota Wali ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan sejarah Islam di nusantara. Demak mulanya adalah sebuah Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang didirikan oleh Raden Patah yang berasal dari Kerajaan Majapahit.
Dalam pendirian kerajaan Demak, Raden Patah dibantu oleh sembilan orang wali yang dikenal dengan walisongo. Walisongo adalah sembilan tokoh yang memiliki andil besar dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa. Menurut kisah yang beredar, Demak menjadi salah satu tempat berkumpulnya walisongo. Karena hubungan sejarah inilah yang membuat Demak memiliki begitu banyak benda-benda dan bangunan bersejarah peninggalan walisongo dan kerajaan Demak.
Bagi kamu yang berniat berkunjung ke Demak, sempatkan sejenak untuk mampir empat tempat berikut.
Masjid Agung Demak merupakan bangunan cagar budaya yang masih terus dijaga kelestariannya hingga sekarang. Telah mengalami beberapa kali renovasi karena rusak oleh usia namun bentuk asli dari Masjid Agung Demak tetap dipertahankan. Letaknya berada di pusat Kota Demak, tepat berada di depan alun-alun Demak membuat Masjid Agung Demak sangat mudah dijangkau.
Masjid Agung Demak memiliki menara yang masih kokoh berdiri di depan pelatarannya. Menara ini dulunya difungsikan sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan saat memasuki waktu sholat. Bedug, tiang penyangga masjid, dan hiasan keramik di Masjid Agung Demak masih asli dari zaman Kerajaan Demak dulu.
Masjid Agung Demak hingga sekarang masih terus difungsikan sebagai tempat ibadah. Acara-acara besar keagamaan dan kebudayaan seperti grebeg besar, haul akbar Raden Patah, serta tradisi tumpeng songo rutin digelar di tempat ini.
Kompleks Masjid Agung Demak tidak hanya ada bangunan masjid dan menara saja. Di bagian belakang terdapat kompleks pemakaman raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Demak, termasuk Raden Patah dan Pangeran Sabrang Lor. Selain itu di samping kanan terdapat museum Masjid Agung Demak yang berisi benda-benda peninggalan walisongo dan Kerajaan Demak.
Sunan Kalijaga merupakan salah seorang wali yang terkenal karena kemahirannya dalam memainkan wayang. Wayang menjadi media yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Agama Islam di wilayah Demak dan sekitarnya. Penggunaan Wayang bertujuan agar agama Islam lebih mudah diterima oleh masyarakat saat itu,
Makam Sunan kalijaga berada di kadilangu, berjarak empat kilometer dari Masjid Agung Demak. Tempat ini selalu ramai oleh para peziarah dari berbagai kota di Indonesia. Makan Sunan Kalijaga berada di sebuah bangunan tungkub yang hanya dibuka saat hari Jumat Pon, Pahing, dan Kliwon menurut penanggalan jawa.
Makam apung Syekh Mudzakkir di Desa Tambaksari, Kecamatan Sayung, Demak. Dahulu Makam Syekh Mudzakkir berada di area pemakaman di Desa Tamkbaksari, namun saat area ini terendam oleh banjir rob permanen enatah kenapa, Hanya makam dari Syekh Mudzakkir yang tidak tenggelam. Karena semakin meluasnya area yang terendam banjir rob membuat makam Syekh Mudzakkir solah terapung di tengah laut.
Makam apung ini tergolong destinasi wisata religi yang relatif baru. Walaupun demikian para peziarah selalu ramai mengunjungi tempat ini. Saat hari libur nasional tiba tempat ini akan semakin dipadati oleh para peziarah yang datang dari berbagai kota.
Masih berada di desa yang sama dengan Makam Syekh Mudzakkir terdapat hutan mangrove yang asri dapat kamu kunjungi. Disini kamu bisa menyusuri jalan yang terbuat dari papan-papan kayu untuk menyusuri rimbunnya hutan mangrove. Suasanya yang asri, tenang, dan jauh dari perkotaan sangat cocok untuk merileksasikan pikiranmu agar kembali segar.