10 Hal Paling Berkesan di Lampung Krakatau Festival 2017

Lampung Krakatau Festival 2017 telah usai. Namun euforianya masih terasa. Ini momen-momen paling berkesan selama LKF 2017

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Lampung Krakatau Festival 2017 yang berlangsung mulai dari hari Jumat (25/8) hingga hari Minggu (27/8) telah usai. Pesona Kemilau Sang Bumi Ruwa Jurai, Tour Krakatau, dan Lampung Culture and Tapis Carnaval sukses menghipnotis para wisatawan dan masyarakat yang ikut serta dalam acara ini.

Lalu, apa sajakah hal-hal yang tak bisa dilupakan dalam Lampung Krakatau Festival 2017? Berikut ini adalah daftarnya:

Eksotisme Pulau Sebesi dan pulau-pulau di sekitar yang menghipnotis

Salah satu spot di Pulau Sebesi yang indah. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Salah satu acara yang paling tak bisa dilupakan adalah serangkaian acara Tur Krakatau yang mengantarkan para peserta dan awak media menuju Pulau Sebesi yang berada sekitar 2 jam perjalanan dari dermaga Boom Kalianda, Lampung Selatan.

Salah satu spot di Pulau Sebesi. Masih asri dan hijau. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Meskipun perjalanan cukup melelahkan, namun semua itu terbayar ketika para peserta dan awak media serta blogger menginjakkan kaki di Pulau Sebesi. Kepala desa dan anak-anak lokal menyambut dengan riang gembira.

“Pemandangan di sekitar Pulau Sebesi indah banget. Apalagi Pulau Umang-umang yang ada di sebelah kiri dermaga,” ujar Maya, salah satu peserta dalam Tur Krakatau.

Bocah kreatif Pulau Sebesi yang bikin betah

Salah satu bocah Pulau Sebesi yang tidak sengaja Kami temui di pantai. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Bermalam di Pulau Sebesi yang jauh dari keramaian tidak serta merta membuat peserta Tur Krakatau bosan. Justru sebaliknya, bocah lokal yang memakai baju adat Lampung menghibur para peserta semalaman. Mereka membawakan Tarian Sigekh Pengunten dan Bedada dan sukses menghipnotis para peserta yang semuanya berasal dari luar Pulau Sebesi.

Bocah dari SMP Swadhipa Pulau Sebesi menampilkan Tarian Sigekh Pengunten. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Bahkan, warga Kampung Tejang Pulau Sebesi pun ikut meramaikannya.

Perjalanan laut yang tak pernah jauh dari pulau-pulau kecil yang indah, mirip Raja Ampat mini

Nikmatnya menikmati pemandangan alam Lampung di atas kapal. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Selama perjalanan laut Tur Krakatau, terdapat puluhan pulau yang dilewati. Mulai dari Pulau Sebuku, Pulau Umang-umang, Pulau Sebesi, Pulau Panjang, hingga Pulau Krakatau. Meskipun harus menerjang ombak selama 2-3 jam di kapal, namun pemandangan puluhan pulau sukses membuat peserta betah di sini.

Pemandangan induk dan Anak Krakatau dari atas kapal. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

“Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Semoga tahun depan saya bisa ikut meramaikan Tur Krakatau lagi,” ujar Achi, peserta dari Lampung Tengah.

Melihat Anak Gunung Krakatau dari dekat

Para peserta Tour Krakatau. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Krakatau adalah cagar alam yang dilindungi, sebuah tempat di mana sejarah ditorehkan. Letusan maha dahsyat pada zaman dulu membuat gunung ini sangat dikenal, bahkan di mata internasional.

Panorama induk Krakatau dilihat dari Anak Gunung Krakatau. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Ternyata, meskipun dianggap menjadi sumber letusan dahsyat, ternyata Anak Gunung Krakatau sangat indah dan mengagumkan.

“Ini adalah pertama kalinya saya ke Anak Gunung Krakatau. Saya tidak bisa mengelak keindahannya,” ujar Lia, salah satu peserta dalam Tur Krakatau.

Pemandangan alam yang tak biasa di atas Anak Gunung Krakatau

Keindahan dari atas Puncak Krakatau. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Cagar alam Anak Gunung Krakatau memang tidak bisa dianggap biasa. Keindahannya bisa membuat seseorang mungkin tak ingin beranjak pergi.

Dari penjuru sisi, pengunjung bisa melihat Pulau Panjang, Induk Krakatau, dan Puncak Anak Krakatau yang masih mengeluarkan asap.

Polisi hutan ikut menjaga berlangsungnya acara Tur Krakatau. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Tapi, tak semua orang bisa menjelajahi Anak Gunung Krakatau, karena cagar alam ini sangat dilindungi oleh negara.

“Ini kawasan yang dilindungi, tidak semua orang bisa naik ke sini. Selain itu, di sini juga sering gempa dan termasuk dalam kawasan yang cukup berbahaya,” ujar Suhairul, salah satu polisi hutan yang kami temui di atas Puncak Anak Gunung Krakatau.

Lampung Culture and Tapis Carnaval yang luar biasa meriah

Kemeriahan parade budaya. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Lampung Culture & Tapis Carnaval menjadi puncak acara dalam serangkaian Lampung Krakatau Festival 2017, pada Sabtu (26/8).  Bahkan kemeriahannya sukses mengundang ribuan penonton di sepanjang Jalan Raden Inten, hingga menuju Tugu Adipura, serta Jalan Ahmad Yani yang terletak di pusat kota Bandar Lampung. 

Gubernur dan jajarannya tak mau ketinggalan memeriahkan karnaval. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo dan beberapa pejabat Kementerian Pariwisata juga ikut berjalan dan memeriahkan karnaval yang diadakan setahun sekali ini.

Gajah Lampung ikut serta dalam karnaval. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Yang membuat parade budaya ini makin luar biasa adalah ikut sertanya 8 gajah dari Way Kambas dan ratusan peserta karnaval yang menampilkan kostum unik dari kain Tapis khas Lampung.

“Ini  adalah sebuah parade yang meriah, terutama dengan adanya gajah Way Kambas sebagai salah satu ikon Lampung,” ujar Ridho, Gubernur Lampung di akhir acara Lampung Culture and Tapis Carnaval.

Para transgender juga ikut dalam karnaval. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Lampung Krakatau Festival adalah milik semua kalangan. Semua elemen masyarakat tak mau ketinggalan memeriahkan. Termasuk para transgender yang tampil dengan kostum unik mereka sambil berlenggak-lenggok layaknya model.

Kekompakan para penonton 

Para penonton Lampung Culture & Tapis Carnaval yang kompak. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Dalam Lampung Culture & Tapis Carnaval ini, hal yang membuat kami salut adalah para penonton yang semangat dan antusias. Bahkan, beberapa dari mereka menghias diri dengan kain tapis untuk ikut memeriahkan Lampung Culture and Tapis Carnaval.

“Kami sudah mempersiapkan kostum ini untuk menyambut Lampung Krakatau Festival 2017. Bahkan kami memodifikasi kain Tapis agar tema karnaval ini bisa menyatu dengan tema acara,” ujar Arum Puspita, Guru SMK Palapa Lampung yang mendampingi murid saat karnaval.

Pesona Kemilau Sang Bumi Ruwa Jurai yang menginspirasi

Gelang khas lampung di Pesona Kemilau Sang Bumi Jurai. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo

Expo pariwisata, pameran kuliner Lampung, penampilan seni budaya, dan pameran foto Lampung tempo dulu yang dikemas dalam event bertajuk Pesona Kemilau Sang Bumi Jurai menjadi salah satu sesi acara dalam Lampung Krakatau Festival yang tak kalah menarik.

Lewat serangkaian Pesona Kemilau Sang Bumi Jurai ini, kekayaan Lampung diperkenalkan. Mulai dari kekayaan budaya dan destinasi hingga kreativitasnya.

“Lewat acara ini, kami bisa mengenalkan beberapa destinasi Lampung yang belum banyak orang tahu,” ujar Dwi Kartika, Junior Marketing SlanikWaterpark, peserta Pesona Kemilau Sang Bumi Jurai.

Hiburan tanpa henti di panggung utama

Lampung Krakatau Festival. Sumber foto

Di panggung utama LKF 2017 juga tak jauh dari kemeriahan. Festival band dan bintang tamu spesial juga ikut hadir untuk meramaikan acara LKF 2017 ini.

Kuliner yang membuat lidah bergoyang

Yummy! Sumber foto

LKF 2017 juga menampilkan beragam kuliner khas yang bisa dinikmati oleh para wisatawan, mulai dari kopi khas Lampung hingga jajanan pempek Lampung. Harganya juga tak terlalu mahal, berkisar Rp20.000-Rp40.000,- Kamu sudah bisa makan kenyang di sini.

***

Sebenarnya masih ada sangat banyak hal yang tak bisa dilupakan selama Lampung Krakatau Festival 2017 ini, karena itu untuk Kamu yang melewatkannya tahun ini, tahun depan jangan sampai ketinggalan!

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU