Bagi wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata Ciwidey dan Rancabali, kebun-kebun stroberi petik sendiri bisa menjadi obyek wisata yang menyenangkan. Hamparan stroberi yang berwarna merah menjadi daya tarik untuk segera dipetik bahkan langsung dimakan saat berada di kebunnya.
Namun, bisa jadi wisata stroberi Ciwidey akan hanya tinggal cerita karena sudah dua tahun terakhir ini kebun-kebun stroberi di wilayah Pasirjambu, Ciwidey, dan Rancabali (Pacira) berguguran. Satu demi satu gulung tikar.
Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bandung, A Tisna Umaran, memaparkan bahwa dalam dua tahun terakhir, luas kebun stroberi berkurang drastis dari sekitar 420 hektare menjadi tinggal seperempatnya atau 107 hektare.
Hal ini tentu patut disayangkan. Stroberi bagi Kabupaten Bandung adalah salah satu ikon wisata. Bahkan karena alasan itulah pemerintah daerah membangun patung stroberi di daerah Warunglobak, Katapang.
Penurunan jumlah luas areal tanam stroberi diakibatkan beberapa faktor. Salah satunya karena teknik budi daya yang tak sesuai. Contohnya, media tanam yang harusnya diganti dua tahun sekali, tetapi para petani masih memakai media tanam yang sama sampai empat atau lima tahun.
***
Terancam hilangnya kebun stroberi sebagai salah satu ikon wisata Ciwidey sangat disayangkan. Ciwidey dikenal dengan banyak potensi wisata menarik. Beberapa diantaranya yang populer seperti Kawah Putih, Situ Patenggang, Pemandian Walini, Ranca Upas, dan masih ada beberapa lagi.
Hal yang seharusnya dapat dicegah, mengingat seperti yang disebut di atas, kebun stroberi telah menjadi salah satu ikon wisata, sudah seharusnya pihak terkait lebih memperhatikan hal tersebut dan tak cenderung lepas tangan. Petani harus mendapat penyuluhan yang memadai, serta pengetahuan ‘sadar wisata’ agar potensi wisata yang ada tak sia-sia.