Sejak November 2015 hingga Februari 2016, Gunung Bromo mengalami erupsi yang sempat membuat industri pariwisata di sekitarnya sepi. Status bromo kembali menjadi ‘waspada’ dan berangsur-angsur memulihkan wisata Bromo pada akhir Februari lalu. Namun ternyata status ini tidak serta merta mengembalikan geliat wisata Bromo seperti sedia kala. Bagaimana kondisi wisata Bromo saat ini?
Dilansir dari Tempo.co, Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo tengah memutar otak untuk terus menghidupkan industri pariwisata di kawasan Bromo di tengah gempuran erupsi Gunung Bromo yang kembali terjadi saat ini.
Kepala PHRI Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin atau yang akrab disapa Yoyo, Senin (11/4), mengatakan, kendati kembali mengalami erupsi, Bromo masih tetap aman untuk dikunjungi dengan tetap mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yakni radius 1 kilometer dari kawah aktif.
Saat ini, Bromo kembali mengeluarkan material vulkanis. Dan memang begitulah ciri khas wisata gunung berapi sebenarnya, seperti yang terjadi saat ini.
“Memang ada semburan abu tetapi tipis saja terasa di kawasan Bromo,” kata Yoyo.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG, Gede Suantika mengatakan hingga saat ini status aktivitas Bromo masih di level waspada. Belum ada rencana untuk memperluas radius aman.
“Radius aman masih 1 kilometer dari kawah aktif,” kata Suantika melalui sambungan telepon, Senin, 11 April 2015.
Data Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Argosari, Kecamatan Sukapura menunjukkan kalau cuaca cerah dan terkadang mendung, angin tenang dan suhi 10-20 derajat celcius. Bromo terlihat jelas dan terkadang berkabut. Asap kawah teramati putih kelabu kecoklatan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah hingga kuat dan ketinggian asap sekitar 600-1500 meter dari puncak ke arah Selatan dan Utara.
Terdengar suara gemuruh lemah hingga kuat dari kawah. Teramati juga sinar api dari kawah. Terkadang terdengar dentuman. Sedangkan secara kegempaan tremor dengan amplitudi maksimum 0,5-20 milimeter dan dominan 2 milimeter. Terdeteksi gempa vulkanik dalam satu kali dengan amplitudo maksimum 24 milimeter S-P: 1,05 detik dan lama gempa 10 detik. Terdeteksi juga gempa vulkanik dangkal hingga delapan kali dengan amplitudo maksimum 12-29 milimeter dan lama gempa 7-12 detik. Tercatat 21 kali hembusan dengan amplitudo maksimum 10-36 milimeter dan lama gempa 10-46 detik.