Jangan mau mati di gunung cuma gara-gara dehidrasi!
Mendaki gunung adalah kegiatan menguras tenaga yang sangat mungkin membuat orang dehidrasi. Sayangnya, bahaya dehidrasi ini sering kali nggak diperhatikan sama pendaki. Beberapa gejala dehidrasi seperti kram otot, lemas, haus, hilang kesadaran dan air kencing yang keruh sering kali diabaikan.
Padahal 90% dari tubuh kita adalah air, jadi kalau sampai dehidrasi sudah pasti efeknya sangat buruk buat tubuhmu. Nah, buat Kamu yang belum tahu harus gimana menyiasati tubuh biar nggak dehidrasi selama mendaki, ini yang perlu Kamu lakukan.
Ini akan membuatmu lebih mudah saat ingin minum. Nggak perlu nunggu temen cuma buat minta air minum. Nah, sayangnya nih banyak pendaki yang memusatkan logistik air minum di salah satu atau dua orang aja. Sedangkan pendaki lainnya nggak bawa air minum.
Tujuannya biar Kamu nggak males minum. Kalau Kamu taruh botol air minum di tempat yang susah dijangkau, otomatis Kamu jadi makin males buat minum karena harus bongkar-bongkar tas dulu. Padahal untuk melakukan itu akan memakan banyak waktu.
Minum air sebelum pendakian baik buat hidrasi tubuh. Apalagi kalau sebelum minum Kamu baca doa dulu. Konon air itu kalau didoain bakal jadi partikel yang baik buat tubuh, jadi bakal lebih sehat dan berkah deh di dalam tubuhmu. Pendakian jadi makin lancar dan tubuh juga makin bugar.
Minum sekaligus banyak justru bakal bikin perutmu penuh dan sakit saat digunakan ntuk berjalan. Makanya akan lebih baik minum secara teratur tapi sedikit demi sedikit. Misalnya Kamu minum setiap setengah jam sekali setelah perjalanan mendaki terus-menerus. Nggak perlu banyak-banyak, yang penting tubuh terhidrasi terus, bisa 150 –250 ml per setengah jam.
Minum air dingin saat perjalanan mendaki gunung lebih disarankan dari pada minum air hangat karena air dingin lebih mudah diserap oleh usus. Normalnya air dingin yang baik untuk diminum saat mendaki dengan suhu sekitar 10°C – 13°C.
Jadi mulai sekarang pastikan Kamu minum air dingin atau sejuk ya gais waktu perjalanan mendaki.
***
Nah kalau Kamu udah melakukan hal-hal di atas, berarti Kamu udah meminimalisir bahaya dehidrasi. Tapi ada juga beberapa hal yang harusnya nggak Kamu lakukan gais, di antaranya,
Haus adalah alarm alami dari tubuh yang menandakan bahwa mereka sudah mulai dehidrasi dan kekurangan cairan. Minum air putih hanya saat merasa haus saat mendaki hanya akan membuat resiko dehidrasi meningkat.
Jadi jangan tunggu sampai haus baru minum. Emangnya Kamu mau pingsan di gunung cuma gara-gara kurang minum? Duh, malu sama gebetan dong!
FYI gais, air minum yang sudah tercampur atau mengandung gula lebih susah diserap oleh tubuh. Jadi meskipun Kamu udah teratur minum air tapi kalau yang diminum air bergula ya sama aja bohong. Tubuhmu akan tetap kekurangan cairan selama pendakian.
Minuman yang mengandung alkohol dan kafein lebih cepat meningkatkan aktifitas urine. Jadi kalau kamu minum mnuman yangmengandung alkohol atau kafein, Kamu akan sering kencing. Ini akan bahaya karena cairan tubuhmu banyak yang keluar lewat air kenicng ini.
Kamu PD banget dengan bawa persediaan air minum cuma 2 botol ukuran 1,5 liter. Padahal di jalur pendakian nggak ada sumber mata air yang bisa dimanfaatkan untuk menyetok ulang persediaan airmu.
Jangan sekali-kali memutuskan membawa air minum tanpa tahu kondisi perairan di gunung! Cari informasi sebanyak-banyaknya lewat sosmed, google, atau tanya langsung ke petugas gunung. Kalau ada persediaan air melimpah, nggak masalah kalau bawa air terbatas.
***
Itu dia beberapa hal do & don’t yang harus Kamu perhatikan biar terhindar dari dehidrasi. Jangan sampai pendakian justru bikin Kamu lalai sama kesehatanmu sendiri, yang ujung-ujungnya bisa berakibat sama orang lain juga.
Jadilah pendaki yang rajin mencari informasi. Karena keselamatan selama pendakian itu penting. Apa artinya mendaki tapi harus celaka. Ya nggak?