Alasan Kenapa Pendaki Pemula Harus Nonton Film Pendakian Sebelum Mendaki

Belajar dulu gih dari film ini sebelum pergi mendaki!

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Nggak bisa dipungkiri kalau semakin banyak orang mendaki maka semakin tinggi pula tingkat kecelakaan selama pendakian

Penyebabnya sih nggak jauh-jauh dari faktor pengetahuan para pendaki pemula yang cuma asal naik tanpa tahu ilmu atau pengetahuan mendalam soal pendakian. 

Padahal sebetulnya belajar tentang dunia pendakian itu bisa dilakukan kapanpun dan dengan cara apapun, termasuk nonton film. Hah, kok bisa? Ya bisalah! Justru dari film-film pendakian ini Kamu bisa belajar banyak hal, misalnya:

1. Kamu akan sadar kalau sebetulnya kegiatan mendaki itu penuh resiko, bahkan juga bisa mengancam nyawamu

Mendaki selalu puny ancaman sendiri. Sumber foto

Jangan pikir bahwa pendakian cuma hal sepele yang nggak ada resiko bahayanya! Justru udah banyak banget pendaki yang meninggal karena keteledoran mereka. Kalau Kamu pernah nonton film pendakian yang judulnya Norwand (The North Face), Kamu bakal paham kalau dunia pendakian itu bisa kejam dan begitu mematikan.

Meski gunung-gunung di Indonesia nggak sekejam Gunung Eiger yang ada di film itu tapi setidaknya Kamu jadi paham kalau dalam mendaki harus selalu waspada. Nggak cuma itu, Kamu juga perlu memperhitungkan bahaya apa yang mungkin bakal Kamu temui selama di gunung. 

2. Kamu akan belajar tentang pentingnya pengetahuan survival saat mendaki

Pentingnya belajar survival. Sumber foto

Pentingnya pengetahuan soal survival bisa Kamu pelajari lewat film 127 Hours. Saat dimana Aron Ralston yang terjebak di Blue John Canyon selama 127 jam dan hanya punya sedikit persediaan makanan dan minuman untuk bertahan hidup. 

Segala cara dilakukannya agar bisa selamat, sampai minum air kencingnya sendiri. Dan terakhir memotong lengannya agar bisa lepas dari batu yang menghimpitnya. Film ini mengajrkanmu tentang ilmu survival yang harus banget Kamu pahami sebelum pergi mendaki. Paling nggak, Kamu tahu tanaman mana apa yang boleh dan nggak boleh di makan. Atau gimana caranya ngatur logistik saat Kamu tersesat. 

3. Kamu akan paham bahwa pendakian nggak melulu tentang puncak, tapi juga ada nilai kehidupan yang bisa dipelajari di sana

Mendaki tak selalu tentang puncak. Sumber foto

Coba deh Kamu nonton film pendakian “Seven Years in Tibet”. Film ini berkisah tentang pendakian yang tak cuma melihat puncak sebagai tujuan akhir mendaki. Tapi juga ada nilai kehidupan tentang persahabatan, spiritual dan pengendalian ego diri.

Dari film ini Kamu akan paham, bahwa puncak hanyalah bonus dari sebuah pendakian. Tapi yang lebih penting Kamu akan paham pentingnya arti persahabatan dan persaudaraan saat mendaki bersama dengan teman-temanmu. Juga belajar tentang menaklukkan egomu sendiri, bukan menaklukkan alam atau gunung. 

4. Belajar untuk selalu siap mengambil keputusan dalam kondisi darurat selama Kamu mendaki

Belajar mengambil keputusan saat kondisi darurat. Sumber foto

Kondisi di gunung emang nggak bisa ditebak sama sekali. Kadang cuaca cerah, tiba-tiba hujan badai bahkan petir. Kondisi yang nggak menentu ini mengharuskan Kamu selalu siap mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Karena saat Kamu lama mengambil keputusan, bisa saja bahay justru mengancammu. 

Kisah semacam ini pernah ditayangkan dalam sebuah film “Vertical Limit“. Dimana ada seorang pendaki yang harus mengambil keputusan berat saat nyawa 3 orang pendaki sedang terancam karena tali yang digunakan untuk menggantung hampir putus. Salah satu pendaki akhirnya memutuskan untuk melakukan tindakan penyelamatan dengan memotong tali miliknya meski itu berakibat pada dirinya yang jatuh dan meninggal. Tapi di sisi lain 2 orang selamat oleh keputusan yang dibuatnya. 

5. Kamu akan mengerti tentang pentingnya mengenali batas diri selama mendaki

Mendaki berarti mengenali batas diri. Sumber foto

Menetapkan target selama mendaki emang penting, ini melatih dirimu supaya lebih disiplin dan fokus pada target yang udah Kamu buat. Tapi bukan berarti Kamu harus melupakan hal lain yang mungkin lebih penting dari sekadar targetmu. Misalnya tentang kemampuan dirimu yang ternyata udah maksimal dan nggak bisa dipaksa lagi. In justru membahayakan keselatan dirimu sendiri.

Film Everest adalah salah satu film yang mengajarkan tentang pentingnya mengenali batas kemampuan diri. Saat Doug terkesan memaksakan dirinya untuk tetap menuju puncak, padahal sudah terlihat betapa kelelahan dirinya. Demikian juga Back Weathers yang mengalami kelelahan dan gangguan penglihatan namun sempat bersikeras untuk melanjutkan perjalanan. Pada akhirnya inihanya akan membuat keselamatan mereka terancam.

6. Mendaki bukanlah untuk menaklukkan gunung, tapi menaklukkan dirimu sendiri!

Mendaki untuk taklukkan ego diri. Sumber foto

Nggak ada yang bisa menaklukkan gunung, karena gunung emang nggak bisa ditaklukkan. Yang seharusnya ditaklukkan adalah egomu sendiri. Dengan mendaki Kamu bisa belajar mengendalikan emosi, gengsi, dan juga kesombongan. Menjadi orang yang lebih rendah hati dan mengenali kekurangan diri. 

Sebetulnya film Everest juga mengajarkan bahwa gunung dan alam emang nggak bisa ditaklukkan. Bayangkan saja, pendaki-pendaki handal yang dalam film ini sudah berkali-kali menggapai puncak Everest. Tapi pada akhirnya beberapa dari mereka justru tewas di sana. Dalam sebuah kutipan dialog, Anatoli Boukreev berkata pada Scott Fisher

“The last words always belongs to the mountain”

7. Film Meru mengajarkanmu untuk terus mencoba sampai puncak yang Kamu tuju bisa tergapai

Terus mencoba dengan belajar dari kegagaln sebelumnya. Sumber foto

Puncak emang selalu jadi penghargaan tersendiri buat para pendaki. Rasanya kalau naik gunung tapi nggak sampai puncak tuh ada yang kurang. Tapi bukan berarti harus memaksakan diri, ketika kondisi nggak memungkinkan, maka Kamu juga harus segera turun dan megurungkan niat untuk menggapai puncak. 

Kamu masih bisa mencobanya lain kali, dengan belajar dari pengalaman kegagalan sebelumnya. Kamu jadi bisa mempersiapkan diri lebih baik, sampai akhirnya bisa menggapai puncak yang Kamu inginkan. Sama seperti kisah Conrad Anker, Jimmy Chin dan Renan Ozturk dalam ekspedisi jalur Shark’s Fin di film Meru. Meski sempat gagal menggapai puncak, tapi mereka terus mencoba dengan belajar dari kegagalan sebelumnya sampai akhirnya bisa mencapai puncak lewat jalur Shark’s Fin.

8. Belajar peduli dengan teman pendakianmu dan nggak melulu mementingkan dirimu sendiri

Saling peduli satu sama lain. Sumber foto

Mendaki adalah ajang dimana Kamu melatih kepekaan dan kepedulianmu pada sesama pendaki lain, terutama mereka yang pergi bersamamu. Dengan saling peduli, Kamu dan semua rekan penakian bisa mencapai target bersama dan bisa pulang dengan selamat bersama. 

Kamu bisa menonton film Nanga Parbat yang menceritakan tentang dua pendaki kakak beradik yaitu Reinhold Messner dan Günther Messner. Dalam perjalanan mendaki ternyata si kakak tak menyadari bahwa sang adik tertinggal jauh. Dia mencoba mencari adiknya dengan turun kembali. Tapi ternyata ia tak bisa menemukannya karena sang adik sudah tewas tertimpa longsoran salju. Sang kakak lalu turun dan nggak melanjutkan pendakian itu lagi. 

9. Mendaki bukanlah ajang untuk saling berkompetisi, harusnya jadi ajang untuk merekatkan persaudaraan antar pendaki

Bekerja samalah saat mendaki. Sumberf oto

Dalam film INTO THIN AIR – Death on Everest, jelas sekali adanya suasana persaingan antar pendaki untuk bisa sampai di puncak Everest. Yang sebetulnya hal ini justru bikin pendakian mereka nggak “sehat” dan beresiko. Karena bukannya fokus pada pendakian malah fokus pada target pendaki lain. 

Nah kalau Kamu ingin mendaki, hilangkan keinginanmu untuk bersaing. Justru sebaliknya, Kamu harus saling membantu biar bisa sampai puncak bareng-bareng. Bukankah sebauh kesuksesan itu akan lebih terasa berarti kalau Kamu bisa ngajak yang lain ikut merasakan kesuksesanmu?

***

Nah itu tadi alasan kenapa Kamu harus nonton film-film pendakian yang emang punya nilai moral dan pengetahuan yang bagus buat pendakian. Ingat ya, jangan mendaki tanpa mental, fisik dan persiapan yang matang. Udah terlalu banyak yang harus meregang nayawa di gunung. Kamu, jangan sampai jadi yang selanjutnya!

Baca juga:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU