Bertepatan dengan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 2016 lalu, pagelaran dari KBRI di Italia yang bertajuk A Glimpse of Indonesia di depan Rome International Women’s Club Luncheon di Hotel Beverly Hills Roma, memukau kaum perempuan di Roma, Italia.
Keindahan dan kekayaan ragam pakaian tradisional Indonesia yang beragam memang menimbulkan decak kagum.
Acara tersebut dibuka oleh istri Duta Besar RI untuk Italia, Sonya Parengkuan dan juga dihadiri oleh istri Duta Besar RI untuk Vatikan. A Glimpse of Indonesia terselenggara berkat kerjasama KBRI Roma dan Rome International Women’s Club.
Dalam sambutannya, Ibu Parengkuan menjelaskan keanekaragaman budaya dan tradisi Indonesia yang tersebar di belasan ribu kepulauan Indonesia.
Seperti yang dilansir dari tempo.co, Beragam jenis kebaya, baju kurung, kain batik, kain ulos, serta kain songket dari berbagai daerah di Indonesia, yang dipamerkan dan diperagakan secara langsung dalam acara tersebut, mengundang decak kagum para hadirin dalam acara tersebut.
Kekaguman hadirin semakin meningkat ketika mendapat penyelasan tentang beragamnya dan dalamnya makna upacara adat perkawinan nusantara. Berbagai pertanyaan pun dikemukakan terkait makna dari simbol, motif dan warna kain yang dipertunjukkan.
Puncaknya adalah pada saat pakaian tradisional pengantin khas Palembang diperagakan, hampir seluruh yang hadir dalam acara tersebut memuji dan berebut ingin berfoto bersama dengan model.
Respon positif tersebut menunjukkan besarnya animo kaum perempuan kota Roma Italia terhadap kekayaan budaya Indonesia khususnya pakaian tradisional Indonesia.
Pakaian tradisional pengantin khas Palembang jadi primadona saat diperagakan di Roma.
Pakaian adat Palembang sendiri mengadopsi dari pakaian yang dikenakan raja dari Kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang berasal dari jaman kesultanan Palembang pada abad ke-16 hingga pertengahan abad ke-19.
Pakaian tradisional Palembang didominasi oleh warna merah dengan benang emas, dengan kesan mewah dan gemerlap. Warna merah ke-emasan ini berasal dari tenunan kain songket berunsur gemerlap dan keemasan sesuai dengan citra kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu, yang dikenal masyarakat dunia sebagai swarnadwipa atau Pulau emas. Kemewahan balutan pakaian tradisional pengantin Palembang ini dikarenakan di dalamnya terdapat unsur filosofi hidup dan keselarasan.
Detil dari pakaian tradisional Palembang ini makin menambah kesan sakral, maka tidak heran jika perwujudannya mengundang decak kagum hingga ke mancanegara, apalagi ada unsur sejarah di dalamnya. Ya, sejarah kerajaan di Indonesia memang tidak bisa terlepas dari keseharian kita saat ini.
Museum-museum di Kota Palembang pun kini masih banyak yang beroperasi dan menyimpan peninggalan sejarah nusantara, termasuk pakaian tradisional. Jika Anda mengunjungi Palembang dan ingin melihat saksi sejarah nusantara di Palembang, Anda dapat mengunjungi Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Museum Balaputradewa, Museum Sultan Mahmud Baharuddin II, Museum Tekstil, dan beberapa museum lainnya.