Pemerintah Indonesia menargetkan 20 juta kunjungan wisatawan pada 2019. Menurut Anda, apakah dengan fasilitas wisata yang ada di Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun mendatang, dapat mendukung program kunjungan wisatawan internasional ini?
Membayangkan hal tersebut, agaknya saya sedikit merasa ragu dengan fasilitas tempat-tempat wisata mainstream di Indonesia, seperti pantai, gunung, taman bermain, dsb. Di sana-sini, yang masih banyak kekurangan, salah satunya adalah urusan toilet. Masih banyak objek wisata di Indonesia yang fasilitas toiletnya masih jauh dari kata bersih. Bahkan beberapa tempat tidak menyediakan toilet sama sekali. Apakah Anda pernah menemukan yang demikian? Berita baiknya, kini pemerintah Indonesia sedang concern dalam pembangunan fasilitas objek wisata yang layak bagi wisatawan.
Dalam rangka menarik minat wisatawan asing berkunjung ke Indonesia, pemerintah berupaya melakukan perbaikan pada sarana dan prasarana penunjang objek wisata. Salah satunya yaitu soal ketersediaan toilet yang baik.
Dilansir dari liputan6.com, tenaga Ahli Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Bambang Susanto P mengatakan, selama ini banyak turis asing yang enggan berkunjung ke destinasi wisata di Indonesia karena kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Sebagai contoh yaitu kondisi toilet di lokasi wisata yang kotor dan bau.
Menurut Bambang, sangat disayangkan jika suatu destinasi wisata telah memiliki nama di kancah internasional, namun sarana dan prasarana yang tersedia justru tidak memenuhi standar. Hal ini dinilai justru akan memberikan citra buruk bagi destinasi wisata tersebut.
“Coba datang ke daerah wisata, meskipun namanya Borobudur. Kencing baunya pesing. Sekarang sudah ada perbaikan,” kata dia.
Untuk mengatasi hal ini, lanjut Bambang, pihaknya akan mengusulkan pembangunan toilet berstandar internasional di destinasi-destinasi wisata di Indonesia. Dengan demikian diharapkan mampu menarik minat para wisatawan khususnya mancanegara untuk berkunjung. “Nanti kita bangun jenis toilet tidak biasa di Indonesia. Melayani kebutuhan asing. Standar internasional,” tandas dia.
Sebelumnya pada November 2015, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengingatkan Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk tidak menganggap remeh kebersihan tempat wisata, terutama kebersihan toilet. Menurut Rizal Ramli, sampai saat ini banyak fasilitas toilet di sebagian besar tempat wisata yang tidak layak. Hal itu ia tegaskan karena selama ini tanggung jawab kebersihan tempat wisata, terutama toilet, menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
“Jangan pernah mimpi Indonesia nomor 1 di dunia dalam hal kunjungan turisnya kalau nyari toilet saja sulit sekali,” kata Rizal, Kamis (29/10/2015).
Untuk itu, dengan berbagai pengalaman dan kewenangan yang dimiliki, Rizal memerintahkan Menteri Pariwisata membuat standar kelayakan toilet dan bagaimana cara perawatannya.
”Makanya mulai sekarang kalau toilet jorok ganti pemiliknya. Jangan kasih ke Pemda, urus toliet saja enggak bisa, joroknya minta ampun. Maksudnya supaya perbaiki diri, saya kepret dengan rajawali,” ucap Rizal.
Masalahnya kini adalah, apakah pembangunan toilet berstandar internasional tersebut akan merata di seluruh objek wisata di Indonesia? Atau hanya menambah fasilitas pendukung bagi objek wisata populer di negeri ini? Pasalnya, masyarakat kita sendiri juga seringkali lalai untuk menjaga kebersihan toilet umum, entah lupa atau malas menyiram, kondisi toilet persis seperti yang disampaikan oleh Bambang Susanto, kotor dan bau pesing.
Belum diketahui fasilitas toilet seperti apa yang nanti akan diterapkan dalam program ini. Ketidaklayakan fasilitas toilet di objek wisata di Indonesia segera akan diatasi dengan pembangunan toilet berstandar internasional. Seperti lagu milik Iwan Fals yang berjudul Manusia Setengah Dewa, masalah moral memang seharusnya menjadi urusan masing-masing. Namun, bila yang terjadi fasilitas objek wisata masih banyak disalahgunakan dan tidak dirawat dengan baik, haruskah pemerintah turun tangan mengurus urusan yang harusnya pribadi ini?
Rasanya percuma saja pemerintah membangun fasilitas sekaliber internasional untuk melayani kebutuhan asing, bila masyarakat sendiri masih tidak mau tau bagaimana cara menggunakan toilet yang bertanggung jawab.