dewasa1/de·wa·sa/ /déwasa/ adj: matang (tentang pikiran, pandangan, dan sebagainya)
Orang yang dewasa bisa diartikan sebagai orang yang mempunyai pemikiran matang dan memiliki cara pandang yang luas. Kedewasaan seseorang tidak bisa hanya ditentukan dengan usia. Matang tidaknya pemikiran seseorang bergantung pada seberapa banyak pengalaman hidup yang mereka hadapi.
Seseorang tidak harus mengalami hidup yang sangat pahit terlebih dahulu untuk menjadi dewasa. Salah satu cara untuk menjadi dewasa adalah dengan traveling. Semakin sering orang jalan-jalan, semakin banyak pengalaman yang membuatnya tumbuh matang dan dewasa.
Banyak hal yang mereka hadapi selama perjalanan. Suka, duka, dan ketakutan pernah menghinggapi mereka. Tapi, mereka berhasil menguasai perasaan campur aduk itu yang akhirnya membuat dirinya tumbuh menjadi sosok yang dewasa.
Mereka adalah orang yang sering hinggap ke sana kemari dan tak pernah berhenti pada satu tempat. Beragam tempat sudah mereka singgahi. Bermacam suku adat, agama, dan budaya mereka temui sepanjang perjalanan.
Mereka tumbuh besar di antara perbedaan. Maka dari itu, seseorang yang suka jalan-jalan selalu bisa menghargai perbedaan. Mereka sadar bahwa manusia itu diciptakan berbeda-beda dengan keunikan masing-masing.
Mereka yang suka traveling selalu bertemu dan berinteraksi dengan macam-macam karakter. Sering berinteraksi dengan banyak orang telah mengenalkannya pada beragam cara pemikiran orang. Dari situ, mereka belajar menerima pendapat orang lain. Selain itu, wawasannya yang luas membantu membukakan pikirannya. Mereka tumbuh menjadi sosok yang berpemikiran terbuka.
Traveling mengantarkan dia mengenal banyak hal. Mereka menjadi tahu bahwa di atas langit masih ada langit. Pernah bertemu dengan orang yang kaya dan pada hari yang berbeda mereka menemui orang yang lebih kaya lagi.
Pengalaman itulah yang membuat mereka menjadi lebih rendah hati. Tidak menyombongkan diri. Karena mereka sadar betul, masih ada orang yang selalu lebih tinggim dan lebih baik dari dirinya.
Saat mereka ketinggalan pesawat mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan setelahnya. Karena terbiasa terjebak masalah saat traveling, mereka terlatih menjadi orang yang solutif. Menemukan solusi-solusi pada masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Traveling membuat orang yang selalu ingin mencoba hal yang baru. Rasa ingin tahu itulah yang membawa dia menjadi orang yang selalu ingin belajar. Belajar apapun termasuk belajar memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.
Sering mengunjungi berbagai tempat dan bertemu realitas pahit manisnya kehidupan membuat mereka lebih mensyukuri hidup. Mereka tahu bahwa tidak semua orang memiliki kehidupan yang baik.
Siapa bilang traveling itu selalu menyenangkan. Ada saja masalah yang mereka hadapi. Tapi, apapun masalahnya mereka selalu bisa menikmati traveling itu sendiri.
Kecopetan uang di jalan, di tipu supir taksi, ketinggalan pesawat sudah pernah mereka hadapi. Mereka tidak bisa gegabah saat menghadapi masa-masa sulit seperti itu. Mereka belajar menjadi orang yang lebih tenang dalam menghadapi masalah.
Menurut penelitian, traveling bisa membuat orang lebih bahagia. Daripada terpuruk menghadapi masalah hidup, lebih baik menikmati hidup dan berbahagialah. Itulah moto hidup mereka. Jadi, saat berada dalam perselisihan, mereka merupakan seorang yang hadir sebagai pembawa kedamaian.