Inspirasi dari Pak Dhe Yudi, Melakukan Perjalanan Naik Egrang Jogja-Jakarta

Seorang pria tua melakukan perjalanan menggunakan egrang Jogja-Jakarta demi bertemu presiden dan mengungkapkan keprihatinannya karena mainan tradisional makin terpuruk.

SHARE :

Ditulis Oleh: Umu Umaedah

Foto diambil dari Liputan 6

Anak kecil zaman sekarang mungkin tidak sebahagia anak zaman dulu, yang mereka tahu hanya permainan di balik layar kaca bersifat bayangan yang tidak bisa dipegang secara nyata.

Berawal dari hal tersebut, seorang pria berusia 52 tahun dari Panembahan Keraton RT 48/RW 13, Yogyakarta melakukan sebuah misi mulia. Pak Dhe Yudi Karsono melakukan perjalanan Jogja-Jakarta dengan menaiki egrang dengan tujuan bertemu Presiden Joko Widodo untuk mengadu tentang nasib permainan tradisional yang mulai tergantikan oleh permainan canggih.

Pak Dhe Yudi memilih untuk melewati jalur utara, jalur yang dirasa lebih aman karena banyak pemukiman. Pemukiman menjadi sasaran beliau untuk kembali mengingatkan kepada anak-anak untuk tetap melestarikan permainan tradisional.

Artikel TerkaitCublak-Cublak Suweng Dolanan yang Tergerus Zaman

Egrang setinggi 4 meter, menjadi alat transportasi baginya. Dibuat pada tukang las dengan mengeluarkan biaya 2 juta rupiah. Jelas egrang ini berbeda jauh dengan egrang permainan biasa yang hanya terbuat dari bambu dengan pijakan kaki dari bambu yang membuat kaki terluka.

Pijakan kaki pada setinggi 30 meter diberi alas busa untuk membuat kaki nyaman. Sedang pada bagian bawah egrang terdapat bantalan karet ban bekas agar tongkat egrangnya tidak mudah rusak terkena gesekan.

Semua orang bisa bermimpi dan semua orang perlu mewujudkan mimpinya walaupun akan banyak orang yang mencibir. Pak Dhe Yudi, tetap semangat menempuh beratus-ratus kilometer demi misinya dengan jarak tempuh per hari sejauh 20 km.

***

Kemajuan suatu negara terlihat dari pribadi warganya. Lihat saja Jepang berhasil menjadi negara yang berkembang pesat, namun masyarakatnya tidak pernah mengabaikan hal-hal kecil atau budaya yang telah membesarkannya. Nilai-nilai tersebut tetap dipelihara dan dilestarikan ke anak cucu mereka. Cambukan keras untuk kita yang dengan mudah meninggalkan kebudayaan bangsa sendiri demi mengejar kepopuleran.

 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU