Pernah tidak kamu merasa bosan dengan tayangan sinetron televisi yang itu-itu melulu? Kalau bukan alur cerita tentang berebutan harta warisan, pasti tentang anak yang ditukar-tukar. Atau bahkan ada juga yang dua hal itu dijadikan satu biar lebih greget; rebutan harta warisan antara anak yang ditukar-tukar.
Padahal sesungguhnya ada hal lain yang bisa ditonjolkan dalam sinetron. Bagaimana dengan kebudayaan Indonesia? Alamnya? Sejarahnya? Hal-hal seperti itu, jika ditampilkan dalam balutan sinetron, dibumbui drama yang apik serta karakterisasi yang kuat, pasti akan menjadi keunikan tersendiri sehingga menarik minat penonton. Bahkan mampu jadi ajang promosi negeri sendiri. Memang bisa? Bisa, dong! Mungkin sinetron Indonesia dapat mencontoh drama-drama Korea seperti ini:
Bercerita tentang orang-orang yang tinggal di apartemen kecil dan saling bertetangga. Pemeran utama pria, Goo Dae Young (diperankan oleh Yoon Doo Joon Beast) adalah blogger makanan dan sangat berbakat dalam mendeskripsikan sebuah makanan sedangkan sang pemeran utama wanita, Lee Soo Kyung (diperankan oleh Lee Soo Kyung) adalah sekretaris di sebuah firma hukum yang sangat doyan makan. Melihat bagaimana background kedua pemeran utama tersebut, juga judul dramanya, sekiranya penonton akan bisa menebak drama ini adalah tentang makanan.
Dalam setiap episode, selalu ada adegan di mana para tokoh menyantap makanan khas Korea dan mendeskripsikannya dengan kalimat yang persuasif. Pengambilan gambar yang unik juga membuat drama itu seolah mempromosikan makanan-makanan yang ditampilkan, namun tak berkesan dipaksakan. Tapi hati-hati, drama ini bisa membuatmu merasa kelaparan. Bagaimana tidak, adegan saat para pemeran menyantap makanannya selalu membuatmu menelan ludah dan ingin cepat-cepat memesan makanan, kalau bisa persis seperti yang lagi dimakan Goo Dae Young!
Kesuksesan Let’s Eat Season 1 tampaknya membuat sang sutradara dengan mantap membuat Let’s Eat Season 2. Semua pemeran utama berganti kecuali Goo Dae Young.
Jika yang pertama mengambil lokasi di pusat kota, kali ini berpindah ke Desa Sejong. Makanan yang ditampilkan bernuansa jauh lebih “merakyat” namun ada pula beberapa adegan yang menampilkan masakan luar negeri yang berasal dari restoran yang ada di Korea.
Proses pembuatan makanan hingga sejarah makanan lebih ditonjolkan di sini, melalui perdebatan-perdebatan kecil antara Goo Dae Young dan Baek Ji Soo (diperankan oleh Seo Hyun Jin). Tak jarang dari adu mulut keduanya membuat kamu tahu bagaimana cara menyantap makanan korea lebih nikmat lagi.
Drama ini bercerita tentang empat anak muda yang ingin menanam kubis demi modal untuk membuat album musik. Ide yang cukup unik dan aneh ini dilatarbelakangi karena vokalis mereka, Lee Min Ki (diperankan oleh Lee Hong Ki FT.Island), baru saja mendapat warisan tanah nyaris 10.000 hektar di daerah pedesaan. Sayangnya Min Ki dan ketiga anggota band yang juga sahabat karibnya itu tak tahu sama sekali soal menanam kubis yang jadi maskot makanan Korea Selatan ini. Alhasil sepanjang episode, kamu akan diajak menyusuri langkah demi langkah menjadi petani kubis bahkan mengenal produk-produk yang bisa dihasilkan dari tumbuhan tersebut.
Kamu pasti tak asing dengan Pulau Jeju. Drama ini mengambil lokasi di sana. Menariknya, bukan di bagian Pulau Jeju yang sering singgahi turis, tetapi di desa terpencil yang bahkan bus-bus wisatawan hanya melintas sekejap saja. Namun Warm And Cozy tetap berhasil menghadirkan keindahan Pantai Jeju beserta seni penyelam wanita yang menjadi salah satu profesi andalan di daerah tersebut.
Lewat drama ini, kamu akan dibawa pada pemikiran bahwa sisi mana pun dari Pulau Jeju sangat menarik untuk didatangi. Apalagi jika sepanjang episode kamu disuguhkan dengan kisah romantis nan konyol dari Lee Jung Joo (diperankan oleh Kang So Ra) dan Baek Gun Woo (diperankan oleh Baek Geun Woo) yang bisa membuatmu tersenyum-senyum.
Hal yang menarik dari adalah lokasi syutingnya yang berada di Goorim Village, di mana terdapat banyak sekali hanok (rumah adat Korea).
Drama ini memang menggunakan unsur kolosal di mana seluruh tokoh hidup di jaman Dinasti Joseon, namun tak akan membuatmu menguap lantas jatuh tertidur, sebab sebagian besar cerita utamanya bukan tentang sejarah. Melainkan tentang seorang gadis bernama yang pura-pura menyamar jadi pemuda dan akhirnya masuk ke sekolah pemuda pada jaman itu. Kemudian kekacauan dan kekonyolan mulai terjadi satu demi persatu. Premis yang menjanjikan itu akan membuatmu betah berlama-lama disuguhi bangunan bersejarah di Negara Korea hingga akhirnya jatuh cinta pada tiap sudut Goorim Village. Mungkin setelah menonton ini, kamu bahkan berandai-andai untuk memakai hanbok (baju adat) dan menyusuri bangunan hanok.
Jika kamu menyukai sejarah dan cerita yang agak berat, The Great Queen Seon Duk akan memenuhi seluruh hasratmu. Drama ini merupakan saduran dari dokumen sejarah tentang ratu pertama di Kerajaan Shilla di mana Putri Deok Man merupakan penguasa ke-27 dari kerajaan tersebut. Dikemas dengan nilai sejarah yang tinggi tak lantas membuat drama ini memusingkan. Justru kamu akan merasa senang karena ada banyak hal-hal baru yang bisa dipelajari dari drama ini. Terutama di sini kamu akan dikenalkan pada Mihsil, salah satu tokoh perempuan yang cukup kontroversial di sejarah aslinya.
Di tangan sang sutradara dan penulis skenario, cerita sejarah ini dipromosikan dengan cara yang menarik dengan menarik aktris dan aktor yang sudah profesional seperti Lee Yo Won dan Ko Hyun Jun juga perpaduan antara unsur action, intrik, dan humor akan membuat sejarah Queen Seon Duk melekat erat di kepala.
Mengusung konsep yang unik, tentang kehidupan dua keluarga yang bertolak belakang. Yang satu berlatar belakang bangsawan Korea, sehingga mereka selalu mengikuti tradisi-tradisi Korea yang bahkan sudah punah dimakan zaman. Sementara keluarga satunya berlatar belakang kaya raya, namun bukan bangsawan, sehingga kehidupan mereka cenderung lebih modern.
Menariknya drama ini mempertunjukkan bagaimana perbedaan-perbedaan antara kedua keluarga itu. Kesenjangan budaya yang terjadi akan memberikan sensasi unik yang membuatmu mengernyitkan dahi hingga tertawa terpingkal-pingkal, hingga layak menjadikan drama itu sebagai ajang pengenalan tradisi Korea kepada masyarakat luas.
Baca juga: Berikut film-film terbaik mengenai traveling yang akan membuatmu tak sabar ingin segera berlibur
***
Jika sinetron Indonesia mau mencontoh beberapa drama Korea diatas yang memasukkan unsur-unsur budaya, alam, atau pun sejarah, tentu sisi hiburan dan pengetahuan akan seimbang. Juga membuat banyak orang lebih mengenal dan tertarik dengan identitas Indonesia. Semoga saja dapat diwujudkan dalam waktu dekat.
