Temen yang baik itu bukan temen yang sempurna, tapi yang bisa saling melengkapi dan saling mengisi.
Kamu pasti punya temen yang hobi mendaki alias anak “kelayapan”. Dan ada juga yang anak kantoran yang cuma sibuk menghabiskan waktu dengan pekerjaan alias anak “normal”. Dan kalau Kamu perhatiin dari kedua jenis teman ini, pasti Kamu bakal nemuin perbedaan-perbedaan ini.
Temen yang hobi mendaki : doi suka banget ngobrol segala hal yang dialami saat di gunung.
Temen “normal” : ceritanya nggak jauh-jauh dari kerjaan, entah soal bos atau temen kerja yang nyebelin. Parahnya lagi ujung-ujungnya ngegosip.
Temen yang hobi mendaki : karena udah terbiasa makan seadanya di gunung, jadi mereka sih santai-santai aja mau diajak makan di mana. Mau di angkringan, warteg atau cafe juga oke.
Temen “normal” : lebih milih tempat makan yang nyaman, ngehits, dan enak.
Temen yang hobi mendaki : cita-citanya punya istri pendaki, biar bisa sering naik gunung bareng. Kalau udah punya anak ya diajak juga tuh anaknya. Keluarga kecil bahagia!
Temen “normal” : mimpinya pengen punya bisnis buat masa depan, punya rumah dan mobil pribadi. Tapi ini berarti dia punya cita-cita sukses yang besar secara material.
Temen yang hobi mendaki : Karakternya yang terbuka bikin doi nggak gampang baper, jadi ya semua becandaan ditanggepin dengan santai.
Temen “normal” : biasanya dia lebih sensitif, dan gampang baper. Apalagi kalau udah nyinggung soal masalah pribadinya, yang mungkin buat Kamu cuma becandaan doang.
Temen yang hobi mendaki : dia sih santai-santai aja, karena buat dia nyasar adalah bagian dari petualangan. Malah seru punya pengalaman yang nyasar di tempat asing.
Temen “normal” : saat nyasar dia bakal cepet panik, dan ngerasa kayak hidup udah hampir berakhir. Banyak rasa khawatir yang justru bikin dia heboh sendiri.
Temen yang hobi mendaki : karena dia terbiasa menghadapi banyak hal selama pendakian, makanya bisa kasih saran yang lebih dewasa dan sudut pandang dia juga lebih luas.
Temen “normal” : karena lingkungan pertemanannya nggak jauh-jauh dari kantor, pandangan dia tentang suatu masalah pun biasanya hanya sebatas itu-itu saja. Saran yang diberikan pun bisa jadi lebih klise.
Temen yang hobi mendaki : biasanya dia punya stok temen dari berbagai latar belakang. Soalnya setiap kali pergi naik gunung, dia selalu pulang dengan bawa kenalan baru.
Temen “normal” : temen-temen dia mayoritas dari anak-anak pekerja atau anak-anak kantornya aja. Jarang punya kenalan orang asing yang nggak sengaja ketemu di jalan.
Temen yang hobi mendaki : kebanyakan tempat yang disaranin adalah angkringan dan warung kopi. Karena pada dasarnya, anak gunung itu suka ngopi.
Temen “normal” : dia biasanya bakal menyarankan nongkrong di cafe atau tempat kece yang hits.
Temen yang hobi mendaki : kalau ada dana, biasanya sih ayo-ayo aja. Nggak perlu pikir panjang.
Temen “normal” : harus memperkirakan keuangan dulu dan harus punya rencana yang matang dulu baru dia mau ikut jalan bareng.
***
Mau temen yang suka mendaki atau enggak, dua jenis temenmu ini emang punya karakter yang beda. Meski gitu, Kamu nggak harus menjauhi salah satunya. Selagi mereka masih bisa bikin Kamu ngerasa nyaman dan nggak bikin Kamu berubah ke arah negatif, it’s oke buat berteman dengan mereka.