Awan Cumulonimbus, Ancaman Mengerikan Penyebab Kecelakaan Pesawat Terbang

Walaupun awan terlihat "tipis", tapi ternyata ada beberapa awan yang jadi musuh para pilot dan hal inilah yang terjadi jika pesawat Anda masuk ke dalamnya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Astrid S

Salah satu hal yang menjadi ketakutan bagi para awak penerbangan adalah cuaca buruk. Menurut Direktur Unit Sipil Keselamatan dan Keamanan (CSSU) dari University of Leicester, Simon Ashley Bennet, cuaca buruk menyumbang 10 persen dari jumlah kecelakaan pesawat yang pernah terjadi, dilansir dari Independent. Awan cumulonimbus pun juga digadang-gadang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan pesawat.

Baca Juga: Fakta Jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610 Rute Jakarta – Pangkal Pinang

Awan cumulonimbus (Cb) merupakan tipe awan tinggi dan padat. Awan ini terbentuk akibat uap air yang dibawa oleh arus udara mengarah ke atas dengan sangat kuat. Biasanya awan ini menghasilkan petir dan cuaca buruk lain, seperti tornado. Karena mengandung petir, awan jenis ini menjadi musuh bagi dunia penerbangan yang harus dihindari.

Awan cumulonimbus selalu menjadi momok bagi dunia penerbangan karena mengandung petir dan es. (Met Office)

Tak dapat dipungkiri bahwa awan cumulonimbus adalah ancaman. Ketika pesawat berada di dalam awan cumulonimbus, pesawat akan mengalami turbulensi, atau mengalami guncangan yang hebat. Akibat mengandung badai, petir, dan es, suhu di dalam awan sangatlah rendah sehingga dapat membekukan mesin pesawat. Hal ini dapat menyebabkan pesawat tidak dapat berfungsi dan akhirnya pesawat akan jatuh dari ketinggian.

Maskapai selalu memperagarakan prosedur keselamatan sebelum penerbangan sebagai bentuk antisipasi jika pesawat mengalami kecelakaan. (Tribun)

Ketika pesawat mengalami turbulensi hebat, para penumpang di dalamnya juga akan terdampak. Menurut dr Soemardoko Tjokrowidigdo, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penerbangan Indonesia, para penumpang akan mengalami gangguan sistem peredaran darah dan pernapasan jika alat pengaturan kabin bertekanan tidak berfungsi, dilansir dari Detik Health.

Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, biasanya maskapai telah memasangkan alat perlindungan diri perorangan (Personal Protective Equipment), seperti O2 System. Tak hanya itu, pressurize cabin juga diaplikasikan agar tekanan dalam kabin dbuat sedemikian rupa agar terasa seperti dalam ketinggian kisaran 5.000-8.000 kaki saja.

Baca Juga: Alasan Mengapa Ban Pesawat Harus Segera Dilipat Setelah Take Off

Cuaca buruk adalah hal yang tak bisa kita hindari maupun tunda. Namun, jangan jadikan hal tersebut hal membuat kita menunda untuk menjelajah tempat baru. Tidak panik dan terus memanjatkan doa pada Tuhan dapat menjadi penenang kita ketika penerbangan sedang mengalami masa kritis.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU