Yogyakarta Galeman Festival 2017 telah selesai pada Minggu (23/7) kemarin, setelah digelar 3 hari berturut-turut di PKKH UGM. Meski telah usai 22nd YGF 2017 memberi kesan mendalam tentang musik Gamelan dengan rangkaian kegiatan yang diadakan diantaranya konser musik, lokakarya dan sarasehan.
Jumat (21/7) hari pertama acara dimulai dengan opening ceremony yang kemudian para pengunjung dipersilahkan memasuki area konser gedung PKKH UGM. Pertunjukan awal dibuka dengan performence David serorang Australia dan kelompoknya yang menekuni musik Gamelan. Penampil selanjutnya adalah kelompok Hadroh Maduseno yang berasal dari Bantul. Mengambil kesan islami, grup ini memadukan gamelan dengan alat musik khas islam, yakni rebana. Kelompok yang tampil berikutnya berturut-turut adalah group Sekar Laras yang beranggotakan orang Indonesia dan Australia, dan kelompok Djomblo Ensamble yang berasal dari Malang.
Penampil musik Gamelan kali ini tidak melulu para orang tua, karena banyak para pemain muda yang tampil di TGF 2017. Pada Sabtu, tampil group Gamelan Heru Cakra SMPN 1 Bantul, UKN Seni Karawitan Universitas Sanata Dharma, Matareka dan Lumbung Artema. Pada hari ini juga, diluar gedung area konser PKKH UGM, dilaksanakan lokakarya Main “Gamelan” tanpa Gamelan dan Presentasi Limbah Berbunyi atau lebih populer, memainkan musik menggunakan barang-barang ‘sampah’ yang diolah menjadi alat musik.
Hari terakhir, Minggu yang merupakan puncak acara digelar Sarasehan Nongkrongin Gamelan, Puisi dan Kopi yang berdiskusi tentang musik Gamelan dengan cara yang populer saat ini disebut ‘nongkrong’.
Selain itu, tetap tampil pertunjukan musik Gamelan oleh kelompok Light Orchestra, kelompok Gamelan Pendidikan Bahasa Daerah UNY dan panggung terakhir ditutup oleh kelompok Balungan yang beranggotakan musisi asal Perancis dan Yogyakarta dengan memadukan alat musik Gamelan dengan alat-alat musik modern seperti gitar, bass dan drum.
Menurut Ari Wulu Program Director YGF 2017, acara ini sudah bisa disejajarkan dengan festival-festival musik kelas dunia lainnya karena Yogyakarta Gamelan Festival yang pertama kali digelar 1995 ini sudah dikenal lebih dari 30 negara dan orkestra Gamelan merupakan orkestra terbesar kedua setelah Barat yang banyak diadakan dalam taraf Internasional.