Wisata hutan mangrove dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi adanya dampak global warming atau pemanasan global. Mengapa bisa demikian?
Seringkali pemanasan global dikaitkan dengan meningkatnya temperatur air laut dan kemudian menyebabkan anomali cuaca.
Namun serangkaian penelitian menyebutkan bahwa meningkatnya jumlah karbondioksida akibat penggundulan hutan menjadi pemicu signifikan penyebab anomali tersebut.
Berdasarkan jurnal Nature Climate Change, kelompok peneliti dari University of California yang memelajari hutan hujan Amazon, menemukan bagaimana stomata suatu tumbuhan tidak bekerja sebagaimana mestinya ketika produksi gas karbondioksida melebihi batas.
Padahal, stomata atau pori-pori daun, merupakan struktur penting tumbuhan yang bertugas menyerap karbondioksida dan mengeluarkan uap air.
Ketika banyak karbondioksida yang tak terserap, hal tersebut akan berpengaruh terhadap atmosfer dan memengaruhi arah angin dan kelembapan yang datang dari samudera, sehingga memicu anomali iklim.
Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa berkurangnya uap air bakal berpengaruh terhadap pemanasan di sekitar hutan-hutan Kalimantan, Jawa, dan Sumatera.
Sederhananya, Mangrove adalah sistem pendingin alami Bumi dengan menyimpan karbondioksida di akar dan tanah. Sementara hutan adalah benteng pertahanan alami dari CO2.
Ketika pelindung tersebut kian menipis dan bahkan sirna, maka tak pelak yang lahir adalah luapan dampak pemanasan global yang semakin nyata.
“Lebih dari 600 juta orang tinggal di daerah pantai yang rendah, kurang dari 10 meter dari permukaan laut,” kata penelitian tersebut.
“Ketika suhu semakin panas, permukaan air laut global akan naik karena lapisan es dan glesier mencair. Naiknya permukaan air laut adalah aspek paling merusak.”
Jadi jika manusia tak kunjung menemukan solusi untuk mengurangi laju peningkatan suhu Bumi, mungkin kita harus mulai memikirkan cara untuk tinggal di lautan, seperti di film Water World.
Namun kita tak sedang berada di film, bukan? Perlu upaya serius dan berkelanjutan untuk menghadapi permasalahan global ini.
Tak berlebihan bila wisata hutan mangrove kemudian menjadi salah satu langkah menuju langkah-langkah besar dan langkah nyata yang lebih baik.
Ketika kita memiliki minat tinggi untuk mengunjungi hutan mangrove, tak sekadar demi feed instagram menarik, namun juga turut berupaya menjaga dan sebagai wahana edukasi, maka akan semakin banyak wahana wisata mangrove yang dibuat dan dibudidayakan.
Hal ini tak ayal memberi efek domino yang positif bagi kita semua makhluk penghuni Bumi. Demi napas banyak anak cucu kita. Mari mulai peduli.