Unik, Banyuwangi Manfaatkan Prangko Durian Merah untuk Promosi Wisata

Baru dicetak tahun lalu, prangko durian merah Banyuwangi sudah jadi buruan para filatelis, sebutan untuk orang yang hobi mengoleksi prangko. Setiap kali prangko durian merah tersebut rilis, pasti langsung habis terjual.

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Baru dicetak tahun lalu, prangko durian merah Banyuwangi sudah jadi buruan para filatelis, sebutan untuk orang yang hobi mengoleksi prangko. Setiap kali prangko durian merah tersebut rilis, pasti langsung habis terjual.

Baca juga: Gandeng Traveloka, Banyuwangi kebut pengembangan pariwisata.

Baru dicetak tahun lalu, prangko durian merah sudah jadi buruan para filatelis. (Foto/TimesIndonesia).

Direktur Pos Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi, Ikhsan Baidirus mengatakan, durian merah memang sudah identik dengan Banyuwangi. Menurutnya banyak orang saat mendengar nama durian merah, pikiran mereka langsung merujuk pada destinasi wisata Banyuwangi.

“Warnanya cerah, rasanya enak dan khas menjadi pertimbangan kami memilih durian merah dalam seri tersebut. Durian merah telah menjadi karakteristik Indonesia. Banyuwangi harus bangga memiliki durian merah,” ungkap Ikhsan, saat membuka Lokakarya Filateli Nasional di Banyuwangi.

Selain durian merah, salah satu event di Banyuwangi Festival yaitu Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) juga telah dicetak resmi menjadi prangko.

“BEC menjadi salah satu gambar prangko dalam serial karnaval Indonesia yang akan kami rilis Mei mendatang,” tambahnya.

Alasan BEC masuk dalam prangko serial karnaval Indonesia adalah karena Banyuwangi dianggap telah menjadi destinasi pariwisata yang mulai diperhitungkan di taraf nasional, apalagi Banyuwangi juga dikenal sebagai kabupaten seribu festival.

Prangko sendiri punya daya tarik dan mampu menjadi “duta negara” yang bisa memberikan informasi tentang berbagai potensi Indonesia melalui gambar.

Baca juga: Syuting film Kulari ke Pantai di Banyuwangi, ini kesan Mirles dan Riri Riza.

Banyuwangi Ethno Carnival. (Foto/Surya-Tribunnews.com).

“Banyuwangi kini tidak hanya dimiliki oleh masyarakat Banyuwangi sendiri, tapi sudah menjadi milik Indonesia. Untuk itu, kami ingin mengabadikannya lewat prangko ini dan mengenalkannya ke dunia,” jelas Ikhsan.

Dikutip dari sumber yang sama, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan rasa bangga atas terpilihnya dua ikon pariwisata Banyuwangi untuk dijadikan gambar prangko sah Republik Indonesia. Menurut Anas, ini bisa menjadi media promosi dan bentuk kolaborasi yang bagus untuk memajukan pariwisata di daerah.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU