Suku kanibal atau suku yang memakan daging atau organ tubuh sesama manusia ternyata masih eksis di beberapa negara, beberapa di antaranya terdapat di kawasan yang dekat dengan Indonesia.
Sebetulnya, beberapa ahli berpendapat, tidak ada bukti kuat mengenai praktik kanibalisme yang bisa diterima secara sosial di mana pun di dunia, dan kapan pun dalam sejarah.
Namun pendapat dari sisi lain, suku kanibal masih eksis di sebagian besar negara, bahkan ada yang dekat Indonesia. Kebanyakan dari mereka tinggal di tempat terpencil.
Berikut beberapa suku kanibal di dunia:
Suku Indian di Karibia disebut sebagai salah satu suku kanibal paling berbahaya di dunia. Bahkan, istilah ‘kanibal’ sendiri diambil dari nama daerah ini, ‘Cariba’, yang awalnya dicetuskan oleh Christopher Columbus saat menemukan Pulau Karibia.
Suku kanibal Karibia adalah suku pertama di dunia yang diduga mengenalkan praktik kanibalisme, yang nantinya berdampak pada eksploitasi dan pembantaian.
Praktek kanibalisme di sini awalnya dilakukan sebagai balas dendam kepada musuh perang yang telah membunuh anggota keluarga mereka.
Namun tradisi yang berlangsung hingga abad 17 ini perlahan hilang seiring dengan agama Kristen yang masuk ke Karibia. Penduduk kanibal juga perlahan membaur dan berasimilasi dengan masyarakat biasa.
Suku Aztec adalah suku asli penghuni wilayah (yang sekarang menjadi Meksiko) seratus tahun yang lalu. Mereka terkenal dengan kehebatan dalam berperang pada masa kepemimpinan Raja Tlacaelel.
Bukan tanpa sebab mereka dikenal sebagai suku kanibal.
Raja Aztec mempersembahkan tumbal sebagai ritual pemujaan untuk dewa mereka, Huitzilopochtli. Para tumbal akan dikorbankan dengan mencabut jantungnya saat masih berdetak, kemudian tumbal ini akan dimasak untuk dijadikan santapan bersama.
Dalam satu tahun, Suku Aztec mengorbankan lebih dari seribu jiwa sebagai tumbal.
Maori merupakan suku pertama yang mendiami daratan Aetearoa, sebuah wilayah di Selandia Baru yang berarti ‘Tanah Awan Putih Berarak’.
Praktek kanibal dalam kehidupan suku dulu sudah mendarah daging dan menjadi budaya tersendiri.
Praktek kanibalisme mereka yang sempat tercatat di sejarah, ketika salah satu kapal Inggris, The Boyd berlabuh dan membunuh anak sang kepala suku. Sebagai gantinya Suku Maori membalas dengan membasmi habis semua awak kapal dan menjadikan tubuh awak kapal sebagai santapan.
Di Papua Nugini Barat, tepatnya sepanjang Sungai Ndeiram Kabur, hampir 4000 orang di Suku Korowai mengonsumsi daging manusia untuk acara khusus: yaitu, balas dendam.
Mereka percaya bahwa seorang khakhua (“manusia penyihir”) membunuh anggota suku untuk alasan yang tidak diketahui, jadi mereka harus memakan tubuh korban untuk membalaskan dendamnya.
Sebuah sekte biarawan yang dikenal dengan nama ‘Aghori’ percaya bahwa jiwa mereka bisa lebih bercahaya jika memakan mayat.
Ritual itu termasuk minum dari mangkuk-mangkuk yang terbuat dari tengkorak manusia. Suku ini hanya memakan tubuh orang yang sudah mati, mereka tidak pernah membunuh manusia untuk mereka makan.
Saat ini memang hanya ada sekitar 20 anggota suku, tapi dulu populasi mereka pernah mencapai ratusan.