Sistem booking online terkenal sebagai teknologi masa kini yang memudahkan wisatawan untuk berlibur. Bukan hanya untuk kemudahan berlibur, sistem booking online ini pun kini sudah banyak digunakan untuk pendakian. Beberapa gunung yang menggunakan sistem booking online pendakian adalah Gunung Gede, Gunung Pangrango, Gunung Bromo, Gunung Semeru, dan Gunung Ceremai.
Meskipun sudah lama dijadikan sebagai sistem pendakian yang resmi, ternyata 63,9% pendaki belum mengetahui adanya sistem booking online untuk pendakian.
Menanggapi hal ini, Ketua Komunitas Pendaki Gunung Indonesia Raya, Kaka Nur Ichwan Santika mengatakan bahwa fenomena ini terjadi karena tak semua Taman Nasional melakukan sosialisasi dengan para komunitas dan pecinta alam sehingga informasi adanya sistem tak diketahui oleh para pendaki gunung.
Karena kurangnya sosialisasi, hanya ada 32,1% dari responden kami yang pernah menggunakan sistem booking online pendakian. 67,9% sisanya belum pernah mengetahui sistem ini.
Meskipun tujuannya sangat baik yakni untuk membantu pendaki merencanakan pendakian dengan lebih matang, tertata dan tidak membludak serta menjadi alat kontrol Taman Nasional untuk menjaga gunung tetap seimbang namun nyatanya sistem booking online ini tidak 100% membantu pendaki.
51,2% mengaku tidak terbantu dengan sistem ini karena dinilai cukup ribet dan memunculkan para calo yang membuat sistem makin bobrok.
“Sistem ini bagus sih, tapi masih banyak calo yang membuat sistem tidak berjalan baik. Mereka memungut sejumlah uang ke pendaki yang tidak melakukan booking online.” Ujar Kaka.
Kendala-kendala sistem booking online pendakian ternyata berimbas pada penerapannya di lapangan. Bahkan 163 pendaki yang kami survey mengaku kurang setuju dengan sistem booking untuk pendakian.
Kaka selaku Ketua Komunitas Pendaki Gunung Indonesia Raya sendiri mengaku setuju dengan sistem ini tapi harusnya juga diterapkan di semua gunung agar pendaki tidak bingung.
“Saya setuju, bagus malah tapi harus adil dan tak ada calo. Lebih bagus lagi jika sistem itu diterapkan di seluruh Indonesia sehingga pendaki nggak bingung mana gunung yang sudah pakai sistem booking online dan mana yang belum,” tutup Kaka saat kami hubungi lewat telepon.
Hasil survey Phinemo ini tentu menjadi tantangan sendiri bagi Taman Nasional Gunung Rinjani. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengatakan bahwa pihaknya sedang bersungguh-sungguh mempersiapkan sistem booking online pendakian yang rencananya akan dilaunching pada tanggal 1 April mendatang bersamaan dengan pembukaan jalur pendakian.
“Mudah-mudahan 1 April 2018 sistem booking online pendakian bisa kami rilis. Saat ini kami sedang mengkaji dan meneliti sistem booking online Gunung Rinjani agar makin matang dan tidak ada kendala saat peluncurannya nanti.” Jelas Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Sudiyono saat kami hubungi lewat telepon.