Sambut HUT RI ke-73, beragam lomba diselenggarakan untuk memeriahkannya. Bukan hanya warga lokal saja yang mengikuti, turis-turis asing pun membaur memeriahkan hari ulang tahun Indonesia ini.
Dilansir dari surya.c.id, enam turis asing asal Spanyol, Jerman, Perancis, dan Arab Saudi mengikuti lomba seperti balap karung di Desa Wisata Gunung Sari, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun.
Lomba balap karung menjadi salah satu lomba 17 Agustus yang populer di tengah masyarakat dan turis mancanegara yang liburan di Indonesia. Tapi, tahukah Anda, lomba balap karung bukanlah berasal dari Indonesia atau pun Jepang.
Sejarah lomba balap karung di Indonesia bermula saat Belanda menginjakkan kaki di nusantara. Para misionaris Belanda yang ada di Indonesia ini mengadakan lomba balap karung ini untuk instansi-instansi bentukan Belanda.
Peserta lomba balap karung ini pun tak hanya dari warga Belanda, tapi juga rakyat Indonesia. Keseruan dan semangat yang ditunjukkan setiap peserta lomba balap karung ini pun sukses membuat rakyat Indonesia tertarik mengikuti. Hingga rakyat Indonesia pun ramai-ramai mengikuti perlombaan ini. Bahkan, saat Jepang menjajah Indonesia, lomba balap karung masih dilakukan.
Menyoal peraturan lomba, tak ada perubahan sejak dulu kala. Peserta memasukan tubuh dalam karung di mana semua peserta adu kecepatan melompat agar sampai di garis finsih tanpa terjatuh.
Semenjak Belanda membawa lomba balap karung di tanah Indonesia, banyak orang menyukai dan mulai memopulerkannya. Bahkan, lomba balap karung ini tak hanya ada di Indonesia atau pun Belanda. Di India dan Spanyol pun ada.
Seorang turis asal Spanyol bernama Alba yang mengikuti lomba balap karung di Desa Wisata Gunung Sari mengungkapkan bahwa di tempat asalnya juga mengikuti lomba serupa. Biasanya dilakukan saat musim panas.
“Di tempat kami juga ada lomba semacam ini, biasa diadakan setiap musim panas, “katanya