Api abadi Asian Games telah sampai sejak Rabu (18/7/2018) lalu di Indonesia. Serangkaian kirab obor yang dimulai dari India itu kemudian berlanjut ke Indonesia.
Di Indonesia, api obor Asian Games kemudian disatukan dengan api abadi dari Mrapen, Jawa Tengah.
Mrapen sendiri adalah destinasi wisata unik tempat api abadi yang tidak pernah padam. Eksistensinya telah ada sejak puluhan tahun lalu.
Istilah Api Abadi Mrapen telah populer di seluruh penjuru tanah air, maupun negara tetangga.
Namun tahukah Anda dari mana sebenarnya api ini berasal?
Api ini sering menjadi rujukan sumber api obor untuk ajang bergengsi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Beberapa agenda tersebut, yakni pesta olahraga internasional Ganefo pada 1 November 1963 dengan jumlah peserta 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.
Selain itu ada pula Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 23 Agustus 1996.
Tak hanya itu, api ini setiap tahunnya digunakan untuk obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.
Status kepemilikan telah jatuh ke pihak Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Tengah pada 2012 silam.
Sebelumnya, lokasi objek wisata ini masih merupakan hak milik warga yang pengelolaannya dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Namun, tanah lokasi tersebut kemudian dibeli oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Tengah.
Keberadaan sumber api ini rupanya terkait dengan sejarah masa akhir Kerajaan Majapahit yang ditaklukkan Kesultanan Demak Bintoro pada tahun 1500-1518 Masehi.
Konon api abadi itu timbul setelah Sunan Kalijaga yang memimpin Demak mengalahkan Majapahit mencari mata air untuk prajuritnya yang kelelahan, dengan menancapkan tongkatnya ke tanah.
Namun lubang dari bekas tongkat itu tak lama menyemburkan api yang saat ini dipercaya merupakan titik awal munculnya sumber api abadi Mrapen.
Lalu tancapan tongkat Sunan Kalijaga kedua kalinya di tempat lain mengeluarkan semburan air yang bersih dan bening. Air tersebut dimanfaatkan rombongan prajurit untuk minum.
Sumber mata air itulah yang saat ini berada tidak jauh dari api abadi Mrapen, memiliki diameter tiga meter dan kedalaman sekitar dua meter yang diberi nama Sendang Dudo.