Plastik tak asyik. Begitu sekiranya sedikit penggambaran tentang plastik. Hanya dipakai sekali dan berakhir di tempat sampah. Jika Anda memutar video diatas, Anda akan tahu besarnya energy yang terbuang untuk membuat plastik. Namun, membutuhkan waktu puluhan hingga jutaan tahun untuk menguraikan. Sampah plastik yang tak terurai pun akan berdampak buruk pada lingkungan. Tanah yang mengandung sampah plastik menjadi tidak subur. Tak sedikit sampah plastik yang berakhir di lautan. Tengok saja The Great Pacific Garbage Patchm, area berkumpulnya puing-puing sampah plastik di samudera Pasifik. Efeknya, banyak hewan laut yang mengkonsumsi sampah plastik karena plastik dianggap makanan mereka. Sudah banyak hewan laut yang mati karena terlalu banyak mengkonsumsi sampah plastik.
Lantas apa hubungan sampah plastik dengan traveling? Sadar atau tidak, ketika kita traveling kita tak bisa lepas dari plastik. Mulai dari kantong plastik, sedotan plastik, minuman kemasan yang terbuat dari plastik, dan makanan-makanan ringan yang terbungkus dengan plastik. Sepertinya tak mudah untuk benar-benar terlepas dari plastik. Namun, selalu ada cara untuk mengurangi sampah plastik saat traveling. Berikut adalah tips mengurangi sampah plastik
Ciri khas orang Indonesia ketika sedang jalan-jalan adalah selalu membeli oleh-oleh. Aktivitas ini menjadi sumber penghasilan sampah kantong plastik. Daripada menggunakan kantong plastik yang Cuma dipakai sekali, lebih baik membungkusnya dengan reusable bag. Kantong ini bisa Anda gunakan berkali-kali.
Ketika traveling sudah pasti membutuhkan air minum sebagai bekal selama perjalanan. Membeli minum kemasan di mini market memang praktis dan tidak merepotkan. Membawa botol dan mengisi ulangnya kembali lebih menghemat biaya perjalanan dan sangat ramah lingkungan. Anda sudah membantu mengurangi sampah plastik.
Reusable bag dan botol minuman sudah menjadi barang yang selalu dibawa traveler. Bagaimana dengan sedotan kaca? Barang kecil ini mungkin sangat jarang dibawa para traveler.
Seorang traveler bernama Monica Rosquillas selalu menyelipkan sedotan kaca di ranselnya. Dia selalu menolak sedotan plastik yang diberikan pelayan restoran dan lebih memilih menggunakan sedotan kaca. Hal kecil yang sangat berarti untuk lingkungan. Anda bisa melihat profile Monica Rosquillas di website pribadinya di www.girlforacleanworld.com.
Snack seperti krakers, biskuit, dan keripik merupakan camilan pengganjal perut saat perjalanan. Sayangnya, camilan-camilan tersebut banyak yang dibungkus dalam kemasan plastik. Salah satu cara untuk tetap bisa menikmati cemilan tanpa menghasilkan banyak sampah plastik adalah dengan membawa camilan sehat seperti buah-buahan. Atau Anda bisa membeli camilan di penjual jajanan retail dengan menyimpannya di reusable bag.
Cara lain untuk mengurangi sampah plastik adalah dengan membawa lunchbox. Rasa lapar selalu hinggap saat melakukan perjalanan. Membawa bekal makan menjadi penolong perut saat kelaparan. Menyimpan makanan kedalam lunchbox bisa mengurangi sampah plastik.
***
Menyikapi permasalahan sampah plastik, tim Phinemo mendukung langkah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menggalakkan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Per 21 Februari 2016 lalu, konsumen harus membayar Rp 200 jika berbelanja di ritel modern di 17 kota di Indonesia.
There is no planet B. We only have one planet. So, keep it alive.
Selamat Hari Bumi, 22 April 2016
Related : inspirasi, isu, lingkungan