Ragam Tari Topeng pada International Mask Festival 2017

Jenis dan ragam tari topeng di Indonesia sangatlah banyak.Masing-masing diantaranya memiliki ciri dan karakter yang berbeda satu sama lain.

SHARE :

Ditulis Oleh: Vania Malinda

Para seniman tari topeng pada International Mask Festival 2017 di Surakarta. Foto oleh Vania Malinda/Phinemo

International Mask Festival 2017 yang diselenggarakan akhir pekan kemarin (27 dan 28 Oktober)  masih menyisakan perasaan bangga terhadap kesenian yang ada di Indonesia. Penampilan seniman topeng dari sembilan negara membuat pengunjung terkagum-kagum.

Acara yang diselenggarakan di Pendopo Prangwedanan, Istana Mangkunegaran, Surakarta ini menampilkan tari topeng dari beberapa daerah di Indonesia seperti Bali, Indramayu, Madura, Yogyakarta, dan Kota Solo sendiri.

Tari topeng merupakan tarian yang memang sudah terkenal di penjuru nusantara, sesuai namanya para penari menggunakan epilog muka atau topeng. Jenis tarian yang sudah ada sejak zaman pra-sejarah ini biasanya ditampilkan pada upacara adat, atau untuk menceritakan kembali cerita kuno para leluhur.

Selain berkaitan dengan leluhur ataupun dewa-dewa, tari topeng biasanya juga menceritakan tentang kisah dan juga legenda suatu daerah. Seperti contohnya menceritakan tentang kisah klasik Ramayana dan Panji yang menjadi inspirasi utama dalam penciptaan topeng di Jawa.

Mempunyai ciri khas yang berbeda-beda

Tari topeng di nusantara sendiri mempunyai ciri khas yang berbeda-beda tergantung kondisi daerahnya masing-masing. Perbedaan ini bisa dilihat dari segi cerita, koreografi, kostum, maupun jenis topeng yang digunakan.

Pada tari topeng Bali misalnya, biasanya cerita yang dibawakan berkaitan erat dengan upacara keagamaan Hindu atau kisah-kisah sejarah Bali yang lebih dikenal dengan Babad. Kemudian juga menceritakan tentang keagungan dewa-dewa yang telah memberikan kedamaian serta keberkahan. Penari topeng Bali terbagi menjadi dua, ada yang memakai topeng separuh wajah (sibakan) dan juga ada yang memakai topeng seluruh wajah (bungkulan).

Aerli Rasinah, cucu maestro Tari topeng Indramayu Mimi Rasinah saat International Mask Festival 2017. Foto oleh Vania Malinda/Phinemo

Sedangkan tari topeng Indramayu, penari memakai sebuah topeng yang menggambarkan karakter tertentu, dan dilengkapi dengan ronce panjang di kedua sisi telinga. Pada tari topeng Indramayu ada dalang yang menceritakan kisah dari tarian tersebut. Dan juga tari ini  menggunakan latar belakang yang penuh ornamen. 

Perbedaan karakter tari topeng nusantara dan mancanegara

Tari topeng nusantara umumnya memiliki simbol-simbol yang bermakna pada gerakannya. Beberapa jenis tari nusantara mempunyai gerakan yang sederhana, namun ternyata dibalik itu terdapat arti yang sangat dalam. Sedangkan tari topeng mancanegara lebih menggambarkan secara jelas cerita yang disampaikan. Mereka memadukan seni tari dan akting kedalam sebuah pertunjukan.

Pada malam kedua International Mask Festival 2017, Maestro tari topeng dari Solo Bambang Besur Suryono membawakan sebuah tarian dengan gerakan yang minimalis, diikuti oleh semacam geraman yang membuat tarian ini semakin misterius. Namun, keindahan gerakan yang sederhana itu lah yang membuat penonton terpukau. Sang maestro sangat menghayati karakter yang ia perankan.

Cerita tentang nenek yang hidup sendiri diperankan oleh delegasi dari Spanyol. Foto oleh Vania Malinda/Phinemo

Berbeda halnya dengan tari topeng kolaborasi antara Serbia dan Spanyol. Menceritakan tentang seorang nenek yang hidup sendiri bersama kenangan bahagia akan suaminya, para seniman ini membawakan dengan gerakan – gerakan yang terbilang sangat jelas. Perpaduan antara seni tari dan akting membuat seluruh penonton terhanyut akan cerita yang dibawakan, bahkan sebagian penonton hingga meneteskan air mata. 

Ragam tari topeng di Indonesia

Indonesia memiliki banyak tari topeng yang berasal dari berbagai macam daerah. Beberapa di antaranya yang sudah sangat terkenal ialah Tari Topeng Cirebon, Dayak, Bali, Malang, Reog Ponorogo, Ireng dari Jawa Tengah.

Di daerah di Pulau Kalimantan, suku Dayak menggunakan topeng dalam Tari Hudog yang sering dimainkan dalam upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari ini dmempunyai maksud untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak.

Tari topeng di Bali mempunyai jenis-jenis topeng berdasarkan pada strata sosial karakter yang di tampilkan. Beberapa jenis topeng tersebut ialah topeng keras (petarung), topeng tua (sesepuh), topeng bondres (rakyat biasa), dan topeng ratu (bangsawan). namun ada beberapa jenis topeng lagi yang biasa digunakan dalam tarian, seperti topeng Calonarang (buruk rupa bertaring), topeng jauk (peralihan antara manusia dan raksasa yang kasar biasa disebut Barong), dan topeng telek (sekutu Barong, mempunyai wajah dan watak yang halus).

Sedangkan Topeng Cirebon biasanya digolongkan kedalam lima karakter yang berbeda. Panji, sosok manusia yang baru dilahirkan, penuh kesucian. Topeng Samba, menggambarkan sosok anak-anak yang lincah dan lucu. Topeng Rumyang, mengambarkan tentang remaja yang memasuki akhil balig.Topeng Tumenggung, menggambarkan sosok yang prajurit yang tegas dan perkasa. dan terakhir, Topeng Rahwana atau Kelana, menggambarkan watak manusia yang penuh amarah dan serakah.

Melestarikan tarian topeng tidak hanya menjadi kewajiban bagi para senimannya, namun sebagai masyarakat Indonesia kita juga patut menjaga warisan budaya ini. Melalui acara International Mask Festival (IMF) 2017, mengajak para penonton untuk lebih mengenal topeng yang dimiliki oleh Indonesia, melalui seminar, workshop membuat topeng, sampai pertunjukan tari topeng itu sendiri. 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU