Kapal pesiar mewah Equanimity yang diamankan pihak kepolisian setempat di Benoa Bali, bukan kapal biasa. Kapal pesiar mewah satu ini masuk jajaran 100 yacht terbesar di dunia. Nilainya ditaksir mencapai Rp 3 triliun.
Berdasar data dari website Yacht Charter Fleet, kapal pesiar mewah Equanimity merupakan yacht terbesar ke-54 di seluruh dunia. Dibuat dengan rangka alumunium superstructure dengan haluan Ice class E, Equanimity memiliki panjang 91,5 meter, tinggi 14,6 meter, dan bobot 2.999 ton.
Kapal pesiar mewah Equanimity bisa menempuh kecepatan maksimal 19,5 knot. Kapal ini dibuat di galangan kapal Alblasserdam, Belanda, dan selesai pada tahun 2013.
Memiliki mesinkan 2 x MTU diesel dengan total 9.600 daya kuda, kapal pesiar mewah Equanimity memiliki eksterior yang gagah dan interior mewah, rancangan desainer Andrew Winch.
Interior Equanimity dirancang untuk maksimal 18 penumpangnya di 9 kabin yang tersedia, terdiri dari master suite, 4 kamar VIP, dan 4 double cabin. Rancangan interior menggunakan berbagai material, seperti kayu, bambu, marmer, ornamen emas bergaya Asia.
Kapal pesiar mewah ini memuat 28 kru, untuk melayani para penumpang dengan pelayanan kelas satu.
Equanimity dilengkapi dengan ‘zero speed stabilizers’ yang berfungsi seperti jangkar agar para penumpang merasakan pelayaran stabil meski tengah berada di perairan berombak besar.
Ada beberapa pesohor dunia yang pernah menjadi penumpang Equanimity, seperti aktor Leonardo Dicaprio, atau ada juga model Miranda Kerr.
Kapal pesiar mewah Equanimity memang memiliki fasilitas lengkap untuk memanjakan penumpangnya.
Di geladaknya ada Jacuzzi, sauna, dan kolam renang. Di bagian dalam, ada beach club, salon kecantikan, gym, spa, lift, bioskop, garasi mobil dan jetski, Turkish bath, beauty room, kaca untuk melihat dasar laut, dan perpustakaan. Di master suite, ada kolam air panas pribadi.
Di geladak atas, kapal pesiar mewah ini memiliki helipad untuk mengantarkan penumpangnya ke berbagai destinasi saat mereka merapat di daratan.
Adapun penyitaan kapal pesiar mewah Equanimity dilakukan Kepolisian Republik Indonesia atas permintaan dari FBI, Amerika Serikat karena diduga merupakan hasil pencucian uang dari kasus penggelapan dana investasi salah satu lembaga di Malaysia.