Dulu, sewaktu saya masih duduk di bangku SD, guru kelas saya sering mengajarkan sistem “Pipolondo” dalam pelajaran matematika. Mungkin sebagian orang juga pernah menjumpainya dalam pelajaran matematika sewaktu masih SD dulu.
Pipolondo sendiri memiliki singkatan Ping Poro Lan Sudo. Bagi kalian yang tidak paham dengan bahasa Jawa mungkin cukup bingung dengan bahasa ini. “ping” dalam bahasa Indonesia artinya “kali”, “poro” artinya “bagi”, “lan” dapat diartikan “tambah”, sedangkan “sudo” maksudnya adalah “kurang”.
Operasi dasar matematika tersebut pastilah sudah diketahui, sebab operasi hitung tersebut memang sangat dasar dan sederhana.
Perenungan ini muncul ketika saya sedang dipusingkan dengan laporan mingguan di kantor, yang mengharuskan saya merekap semua pengeluaran di kantor selama satu minggu, serta laporan keuangan lainnya. Seperti biasa, laporan keuangan umumnya hanya menggunakan operasi dasar tersebut.
Tiba-tiba saya terpikirkan tentang keinginan traveling, dan mendapatkan ilham tentang ilmu Pipolondo dalam traveling.
photo from lenasblackbook.com
Sudah dijelaskan sebelumnya bukan, bahwa Ping artinya “Kali”. Kita bisa juga mengartikannya dengan melipatgandakan suatu bilangan, misalnya saja 3 x 4, berarti kita harus melipatgandakan angka 3 sebanyak 4 kali, dalam traveling, kita dapat memakai prinsip ini ketika persiapan traveling.
Sebelum melakukan traveling, pastikan untuk selalu melipatgandakan persiapan, baik itu fisik, mental, dan logistic. Jangan sampai traveling yang sudah direncanakan jadi berantakan karena kurangnya persiapan. Apalagi jika kita hendak melakukan destinasi ke tempat-tempat yang butuh persiapan lebih, tentunya segala bentuk persiapan harus dilipatgandakan agar perjalanan kita tetap aman dan menyenangkan.
Sebagai contoh, ketika kita hendak melakukan camping selama 3 hari di sebuah pulau, tentu kita butuh persediaan logistik yang lebih dan juga fisik yang lebih kuat, jadi kita akan butuh olahraga dan asupan makanan yang cukup sebelum melakukan traveling agar badan tetap fit dan bugar.
Bicara soal persiapan, saya pernah punya pengalaman yang kurang menyenangkan soal traveling. Waktu itu pergantian tahun baru 2012. Saya dan teman-teman berencana melakukan touring ke daerah Kebumen. Memang dari segi persiapan sangat kurang. Sebab rencana itu muncul di siang hari tanggal 31 desember, dan saya beserta teman-teman berangkat sorenya sekitar jam 17.30.
Banyak hal yang kami lupakan, salah satunya persiapan peralatan selama di jalan. Karena kami mengendarai motor, seharusnya kami mempersiapkan jas hujan dan sebagainya , tapi karena terbatas waktu, beberapa dari kami pun melupakannya. Alhasil kami pun harus hujan-hujanan di perjalanan dan itu membuat fisik kami sedikit melemah.
photo from travel.yukpegi.com
Poro artinya bagi, berarti kita harus membagi sesuatu yang ada menjadi beberapa bagian. Sekalipun kita diharuskan untuk melipatgandakan segala persiapan sebelum traveling, namun kita juga tetap harus membagi perhatian kita untuk hal-hal lainnya.
Jangan sampai kita terlalu asyik mempersiapkan diri sebelum traveling, namun justru melupakan hal penting selama kita dalam perjalanan atau selama menikmati traveling tersebut. Misalnya, perhatikan juga tempat-tempat yang menjadi tujuan kita. Sempatkan untuk mencari info dengan lengkap dan detail mengenai tempat yang akan kita kunjungi. Mulai dari suasananya, lingkungannya, dan rute perjalanannya.
Sewaktu saya dan teman-teman melakukan perjalanan, kami sama sekali tidak punya info detail dan rencana pasti tentang tempat apa saja yang akan kami kunjungi. Memang ada satu tempat yang menjadi tujuan utama, yaitu Pantai Menganti, namun, bukan berarti kami hanya singgah di tempat itu bukan? Hal yang disayangkan adalah ada jam-jam yang terbuang sia-sia yang kami habiskan hanya untuk memikirkan akan kemana kami selanjutnya. Akhirnya kami putuskan untuk mendirikan dom dan camping di kawasan Pantai Jetis, Cilacap.
Saya pun lupa mengingatkan teman saya untuk membawa motor dengan stamina bagus. Sebab, jalan menuju Pantai Menganti ini cukup terjal. Terjadilah, satu motor tidak dapat melewati jalan tanjakan, mau tidak mau teman lain yang diboncengakn harus turun dan jalan kaki. Sungguh tidak menyenangkan.
photo from overstock.com
Lan berarti yang “tambah”. Selalu tambahkan kewaspadaan selama mejalani traveling. Kewaspadaan terhadap apa? Tentunya terhadap hal-hal buruk. Ketika kita melakukan traveling, kita bisa diibaratkan orang asing yang sedang menjelajah tempat baru yang mungkin belum pernah dikunjungi sebelumnya. Untuk itu, menambah tingkat waspada sangatlah penting, terutama yang menyangkut keamanan dan keselamatan selama traveling.
Tidak semua orang dapat menerima kedatangan kita dengan baik. Saya teringat pada seorang teman yang melakukan traveling ke Jakarta. Memang bukan saya yang mengalami, tapi rasanya bisa diceritakan untuk pengalaman bersama. Waktu itu, ketiga teman saya melakukan destinasi ke Jakarta, namun tujuannya adalah untuk mendaki Gunung Gedhe.
Sesampainya di Jakarta sekitar subuh, mereka bergegas naik bus. Kebetulan waktu itu di bus hanya ada mereka bertiga saja. Ketika itulah saya rasa kewaspadaan mereka kurang. Di dalam bus itu salah satu teman saya ditodong oleh seorang preman dan dimintai uangnya. Mau tidak mau teman saya pun memberikan uangnya. Untungnya tidak semuanya ditodong.
Terbayang bukan kalau sampai ketiga teman saya ditodong semua?
Untuk itulah selalu tambahkan kewaspadaan kita selama traveling agar tidak terjadi hal buruk seperti teman saya. Akan lebih baik jika kita belum mengenal karakteristik tempat yang akan dikunjungi, kita bisa bertanya dulu ke teman yang sudah pernah ke tempat itu. Atau jika memang dirasa kurang aman, kita bisa minta tolong pada pihak keamanan setempat untuk diberikan info rute teraman untuk ditempuh.
photo from backpackerindonesia.com
Sudo berarti “kurang”. Ketika traveling, ada juga yang harus kita kurangi, salah satunya adalah barang-barang yang tidak penting dan hanya akan membuat ransel kita terlalu penuh.
Sering kali seseorang melakukan traveling dengan bawaan segunung, tapi apa yang dibawa tidak berfungsi maksimal.
Mungkin ada dari teman-teman yang begitu juga? Mulai sekarang buatlah traveling kalian lebih praktis dengan mengurangi barang bawaan yang tidak perlu dan tidak penting. Saya punya satu teman yang bisa dibilang cukup ribet ketika hendak melakukan traveling.
Segala hal ia bawa, sampai kadang saya pun heran melihat ranselnya yang selalu terlampau padat sampai harus membawa tas lainnya. Memang bagus mempersiapkan semuanya sedetail mungkin, tapi ketika ada hal yang bisa dipangkas, maka itu tidak salah untuk dilakukan. Make it easy and simple.
Itu dia prinsip Pipolondo Matematika dalam traveling. Tidak terasa laporan saya juga sudah selesai. Mungkin setelah ini sudah waktunya membuka kalender dan bersiap untuk mengepak ransel mencari destinasi baru yang akan saya kunjungi.
Baca juga artikel : Falsafah Ilmu Ransel Seorang Backpacker