Bagi umat muslim di Indonesia, Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran menjadi momen paling ditunggu-tunggu. Anggota keluarga yang tadinya merantau di ibu kota pun bisa berkumpul bersama. Kuliner khas Lebaran seperti lontong dan opor ayam pun tersedia. Kue manis seperti nastar, putri salju hampir menghiasi seisi toples setiap rumah.
Tak hanya di Indonesia, perayaan Lebaran pun juga dilakukan umat muslim dari berbagai negara dunia.
Tradisi merayakan Lebaran di negeri tetangga ini tak jauh berbeda dari masyarakat di Indonesia. Malah bisa dibilang sangat mirip. Sebagai hidangan khas, masyarakat Malaysia makan ketupat, lemang, lontong, dan rendang. Setelah shalat Eid, mereka berziarah ke makam kerabat.
Bahkan, di Malaysia pun mengenal istilah bagi-bagi “angpau”. Mereka yang sudah berpenghasilan akan memberikan uang kepada saudara yang lebih muda. Persis seperti di Indonesia!
Negara ini bisa dikata memiliki kedekatan psikologis dengan Indonesia karena sebagian penduduk Suriname merupakan keturunan suku Jawa yang dikirim ke negeri itu sebagai kuli kontrak pada masa penjajahan Belanda.
Uniknya, penetapan hari Lebaran yang dilakukan Suriname pun berdasarkan perhitungan primbon Jawa peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu.
Lebaran di sana pun dirayakan dengan cara yang mirip seperti di Indonesia seperti sholat eid di masjid bersama, memberikan zakat, dan mendengarkan khutbah.
Sedangkan di Afrika Selatan, orang-orang akan berkumpul di Green Point, Cape Town untuk menyaksikan datangnya hari terakhir Ramadhan bersama kerabat sambil berbuka puasa.
Setelah Maghrib, biasanya diumumkan tentang datangnya hari Lebaran dan masyarakat berkesempatan untuk melaksanakan shalat Id yang dilanjutkan dengan berkunjung ke rumah sanak saudara.
Pemeluk islam di India biasanya akan berkumpul di Jama Masjid yang terletak di New Delhi untuk melakukan shalat Id. Mereka juga menyiapkan hidangan khusus yang disebut dengan siwaiyaan, yakni campuran bihun manis dengan buah kering dan susu. Siwaiyaan hadir dalam beragam bentuk dan warna. Menarik ya!
Di Riyadh, Arab Saudi, perayaan Lebaran kental dengan seni. Rumah-rumah didekorasi agar terlihat meriah dan menarik. Sejumlah pagelaran pun diadakan, misalnya teater, baca puisi, parade seni, dan pertunjukan musik.
Soal makanan, Arab Saudi pun punya menu khusus Lebaran. Bukan ketupat dan opor ayam, tapi olahan daging domba yang dicampur dengan nasi dan sayuran.
Tradisi ini pun tak hanya dilakukan di Arab Saudi saja. Negara-negara Timur Tengah lainnya seperti Sudan, Suriah, pun merayakan Lebaran dengan cara serupa.
Lain halnya dengan China. Perayaan Lebara di negeri tirai bambu ini dirayakan dengan cara mengunjungi makam leluhur, membersihkan, dan mendoakan mereka. Tradisi doa ini juga dilakukan khusus untuk menghormati ratusan ribu muslim yang tewas selama Dinasti Qing dan selama Revolusi Kebudayaan.
Hari Lebaran pun ditetapkan sebagai hari libur bersama, baik muslim atau pun non muslim. Tak seperti di Indonesia, di daerah Xinjiang China, seluruh penduduk dibebaskan biaya masuk jalan tol.
Festival Gula atau Seker Bayram merupakan nama untuk Idul Fitri bagi orang Turki. Kemungkinan sebutan ini muncul karena tradisi mereka saling mengantarkan manisan di hari raya Idul Fitri.
Lalu, ada juga tradisi yang begitu mirip dengan tradisi sungkem di Indonesia. Anak-anak bersalaman dan sembah sujud kepada orangtua. Kemudian orangtua membalas dengan ciuman di kedua pipi sebagai simbol kasih sayang. Setelah itu, anak-anak pun mendapatkan hadiah berupa koin uang, permen, atau manisan.
Seperti dikutip dari laman VOA, komunitas masyarakat muslim yang ada di negara ini menginformasikan datangnya hari raya lebaran melalui sambungan telepon ataupun internet (e-mail).
Salah satu kota di Amerika Serikat, Los Angeles memulai perayaan Lebaran dimulai dengan sarapan dengan yang manis seperti kurma lalu pergi ke Masjid untuk shalat Eid bersama. Seperti halnya di Indonesia, umat muslim di sana pun merayakan Lebaran dengan baju baru dan henna. Lalu, ada hidangan khusus juga seperti ragam hidangan kuliner dari negara-negara muslim dunia.
Mengutip dari Icelandreview.com, cara merayakan Idul fitri di Islandia dilakukan hampir sama dengan merayakan Natal di sana. Anak-anak mengenakan pakaian baru dan juga tukar kado. Menariknya, saat para tamu datang ke rumah-rumah kerabat, makanan khas Indonesia dan Mesir disajikan di sana.