Tim SAR gabungan yang terdiri dari Tim SAR Purbalingga, Bambangan, Tagana Kabupaten Purbalingga dan Banyumas, Satgas Pramuka dan relawan gabungan lainnya yang diberangkatkan pada Minggu (9/7) pukul 22.00 WIB berhasil mengevakuasi Makhfud (17), pendaki asal Tegal yang jatuh ke jurang di Gunung Slamet pada Sabtu siang (8/7).
Proses evakuasi ini tidak bisa dibilang mudah.
Tim SAR Purbalingga berjumlah 3 personlil yang pertama mendapat laporan jatuhnya pendaki di Gunung Slamet langsung menuju ke lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, disusul oleh 3 personil lainnya menuju ke lokasi.
Tapi karena medan yang sulit, cuaca buruk dan peralatan yang kurang lengkap membuat personil memutuskan untuk menunda evakuasi.
Komandan Tagana Banyumas, Heriana Adi Chandra, menjelaskan bahwa kondisi cuaca di jalur pendakian Bambangan yang tidak menentu kadang hujan, kadang reda, juga adanya kabut tebal, menjadi pertimbangan khusus Tim SAR Gabungan di lokasi.
Jurang tempat jatuhnya Makhfud cukup curam. Membuat tim SAR harus menyiapkan peralatan vertical resque.
Akhirnya, rombongan kedua tim evakuasi gabungan berjumlah 21 personil, berangkat sekitar pukul 22.45 WIB dengan membawa peralatan vertical resque dan tandu, serta didukung rombongan ketiga yang berangkat pukul 03.00 WIB untuk membantu evakuasi dengan menempuh perjalanan kurang lebih 6 jam.
Sebelumnya diketahui bahwa Makhfud (17), seorang santri Ponpes Al Falah, Babakan, Kabupaten Tegal, jatuh ke jurang sedalam 20 meter di dekat puncak Gunung Slamet pada Sabtu (8/7) siang.
Saat ditemukan, Makhfud susah bergerak karena kehabisan tenaga. Mukanya memar dan kakinya patah karena benturan. Petugas memberinya minum agar dia punya sedikit tenaga. Setelah itu tim mulai mengangkat Makhfud dari dasar jurang dekat puncak Gunung Slamet secara estafet.